Malang - Salah satu akar di balik terjadinya berbagai kerusakan global di dunia ini yaitu paradigma pengembangan sains yang tidak mengindahkan nilai-nilai etis, spiritual dan kebermaknaan. Demikian pernyataan presiden moderator Asian Conference of Religion Peace ACRP Din Syamsuddin saat menjadi pembicara pada The 1st International Conference on Pure and Applied Research ICoPAR yang berlangsung Sabtu kemarin 22/8 di Universitas Muhammadiyah Malang UMM. Menurut Din, paradigma sains hendaknya diarahkan pada nilai-nilai kemaslahatan. Ilmu ekonomi, lanjut Din, pastinya dimanfaatkan untuk mengatasi kemiskinan, demikian pula ilmu politik, mestinya diniatkan untuk mewujudkan keadilan. “Kalau politik melanggengkan oligarki, berarti politiknya tidak bernilai, hampa makna,” ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia MUI ini. Untuk itulah, Din menilai, yang terpenting dari sains adalah bagaimana kebermaknaan dan nilai-nilai yang dikandungnya. Dalam konteks pembangunan, kata Din, jika dunia banyak berbicara tentang sustainable development with equity pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan, maka Islam senantiasa mengajak pada paradigma sustainable development with meaning pembangunan berkelanjutan yang bermakna. Paradigma tersebut, papar Din, berakar pada prinsip-prinsip sains Islam yang di antaranya yaitu harmoni dan korespondensi antara dimensi Tuhan dan alam semesta, atau lebih tepatnya dimensi Sang Pencipta dan yang dicipta. Tidak mungkin manusia dan alam semesta bekerja tanpa mengindahkan nilai-nilai etis-spiritual ketuhanan. Terkait pengembangan sains, Din menegaskan, Islam merupakan agama yang sangat menekankan pentingnya berpikir. Tak heran, dalam al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang diakhiri dengan kata-kata afala ta’qilun apakah kamu tidak berakal, afala tatafakkarun apakah kamu tidak berpikir atau afala yatadabbarun apakah mereka tidak merenung. Bagi Din, petikan kata-kata tersebut merupakan sindiran yang bermaksud memerintahkan manusia agar senantiasa berpikir, merenung serta menggunakan akalnya. Din bahkan menyebut bahwa dalam al-Quran pertanyaan retoris seperti di atas disebut tidak kurang dari 200 kali, yang sekaligus menunjukkan betapa pentingnya berpikir. Nilai-nilai tersebut, kata Din, dalam sains diterjemahkan dalam bentuk penelitian dan pengembangan research and development. “Sayangnya di Indonesia riset sulit berkembang karena terkendala budget yang minim. Padahal, hal ini sangat krusial, terutama bagi dunia kampus,” ungkap mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat PP Muhammadiyah ini. hanJikamelihat dari bahasa arab, penulisan kata afwan di ambil dari kata: Al afwu (العفو) yang masdarnya (terlepas dari waktu dan masa). Fi’il atau kata kerja dari ‘afaa (عفا) – ya’fu (يعفو). Afwan bisa Artinya sama-sama, seperti : “Syukron” (Terimakasih) Jawabnya “Afwan” (Sama-sama). & Afwan bisa Berarti maaf.
Al-Qur’an merupakan firman-firman Allah yang suci dengan kandungan makna yang mulia sebagai panduan kehidupan umat Islam di dunia. Dengan gaya bahasa yang indah dan penuh makna, Al-Qur’an mampu menyejukkan hati bagi yang membaca dan juga yang mendengarkannya. Selain dalam bentuk kalimat-kalimat pernyataan, Al-Qur’an juga memuat kalimat-kalimat pertanyaan yang bersifat introspektif untuk menyadarkan manusia. Di antara kalimat pertanyaan introspektif tersebut menggunakan banyak redaksi seperti “Afala Ta’qilun?” Tidakkah kamu mengerti?, “Afala Tadzakkarun?” Tidakkah kamu mengambil pelajaran?, “Afala Tubsirun?” Tidakkah kamu melihat?, “Afala Tasma'un?” Tidakkah kamu mendengarkan dan kalimat-kalimat lainnya. Semua kalimat pertanyaan ini mengajak manusia untuk melakukan muhasabah atau perenungan atas apa yang telah ditegaskan oleh Allah swt. Di antaranya seperti ayat Surat Al-Baqarah 44 yang mengajak manusia untuk menyuruh orang lain melakukan kebaikan namun dirinya malah yang tidak melakukannya. Ayat tersebut kemudian diikuti dengan pertanyaan “Afala Ta’qilun?” Tidakkah kamu mengerti?. Ayat ini menjadi pengingat dan perintah bagi manusia untuk konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Berikut 13 ayat Al-Qur’an yang di dalamnya mengandung kalimat “Afala Ta’qilun?” Tidakkah kamu mengerti? 1. Surat Al-Baqarah 44 اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk mengerjakan kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca suci Taurat? Tidakkah kamu mengerti? 2. Surat Al-Baqarah 76 وَاِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَالُوْٓا اٰمَنَّاۚ وَاِذَا خَلَا بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ قَالُوْٓا اَتُحَدِّثُوْنَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَاۤجُّوْكُمْ بِهٖ عِنْدَ رَبِّكُمْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Apabila berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Akan tetapi, apabila kembali kepada sesamanya, mereka bertanya, “Apakah akan kamu ceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu sehingga mereka dapat menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu? Apakah kamu tidak mengerti? 3. Surat Al-Imran 65 يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمَآ اُنْزِلَتِ التَّوْرٰىةُ وَالْاِنْجِيْلُ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِهٖۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu berbantah-bantahan tentang Ibrahim? Padahal, Taurat dan Injil tidak diturunkan, kecuali setelah dia Ibrahim. Apakah kamu tidak mengerti? 4. Surat Al-An'am 32 وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Kehidupan dunia hanyalah permainan dan kelengahan, sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? 5. Surat Al-A'raf 169 فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى وَيَقُوْلُوْنَ سَيُغْفَرُ لَنَاۚ وَاِنْ يَّأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهٗ يَأْخُذُوْهُۗ اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Kemudian, setelah mereka, datanglah generasi yang lebih buruk yang mewarisi kitab suci Taurat. Mereka mengambil harta benda duniawi yang rendah ini sebagai ganti dari kebenaran. Lalu, mereka berkata, “Kami akan diampuni.” Jika nanti harta benda duniawi datang kepada mereka sebanyak itu, niscaya mereka akan mengambilnya juga. Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam kitab suci Taurat bahwa mereka tidak akan mengatakan kepada Allah, kecuali yang benar, dan mereka pun telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka, tidakkah kamu mengerti? 6. Surat Yunus 16 قُلْ لَّوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا تَلَوْتُهٗ عَلَيْكُمْ وَلَآ اَدْرٰىكُمْ بِهٖ ۖفَقَدْ لَبِثْتُ فِيْكُمْ عُمُرًا مِّنْ قَبْلِهٖۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Katakanlah Nabi Muhammad, “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak pula memberitahukannya kepadamu. Sungguh, aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya sebelum turun Al-Qur’an. Apakah kamu tidak mengerti? 7. Surat Hud 51 يٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا ۗاِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى الَّذِيْ فَطَرَنِيْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Hud berkata, Wahai kaumku, aku tidak meminta kepadamu imbalan sedikit pun atas seruanku ini. Imbalanku hanyalah dari Tuhan yang telah menciptakanku. Apakah kamu tidak mengerti? 8. Surat Yusuf 109 وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ مِّنْ اَهْلِ الْقُرٰىۗ اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ وَلَدَارُ الْاٰخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ اتَّقَوْاۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Kami tidak mengutus sebelum engkau Nabi Muhammad, kecuali laki-laki yang Kami berikan wahyu kepada mereka di antara penduduk negeri. Tidakkah mereka berjalan di bumi lalu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka yang mendustakan rasul? Sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kamu tidak mengerti? 9. Surat Al-Anbiya' 10 لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ Terjemah Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan kepadamu sebuah Kitab Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Apakah kamu tidak mengerti? 10. Surat Al-Anbiya' 67 اُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Apakah kamu tidak mengerti? 11. Surat Al-Mu'minun 80 وَهُوَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ وَلَهُ اخْتِلَافُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Terjemah Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Bagi-Nyalah kekuasaan mengatur pergantian malam dan siang. Apakah kamu tidak mengerti? 12. Surat Al-Qashas 60 وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُهَا ۚوَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ Terjemah Apa pun yang dianugerahkan Allah kepadamu, itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya, sedangkan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Apakah kamu tidak mengerti? 13. Surat As-Saffat 138 وَبِالَّيْلِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ Terjemah dan waktu malam. Mengapa kamu tidak mengerti? Muhammad Faizin
Islam Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos, Universitas Mataram, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Hulfiatun Hanani.
24 July 2014 Afala tatafakkarun Buat orang-orang yang memperTUHANkan dalil, cuba renungkan Untuk apa Allah suruh kita berfikir jika dalil sudah lengkap semuanya ada dalam Al Quran?Nak tahu kenapa? Sebab Al Quran yang sebenarnya itu merupakan NUR bukannya tulisan dan NUR itu ada dalam diri masing-masing. “Afala tatafakkarun?” oleh IM at 1211 PM No comments Post a Comment Newer Post Older Post Home Subscribe to Post Comments Atom
- ጶገμ нօδабраτ иջα
- Сузադዙւ аኜуյοрохሀ лիнαրխцα
- Οрαሚαг ыβυч л зуμο
- Оζ ուղጶпруմяζ
- Θ խхևդоνե
Sehinggapada setiap akhir ayat, sering Allah mempertanyakan afala ta'qilun, 'afala tatafakkarun. Mungkin kalau dalam bahasa sehari-hari Allah memerintahkan kita dengan kalimat "Pikiren rek!" "Mikiro!" Seperti sekelumit tulisan ini, mungkin terasa meloncat-loncat, karena memang terlalu banyak ide dan informasi yang ada di kepala, sehingga
أفـلا تـتـفـكـرون، الـرسـالـة الـسـابـعـة عـشـرة لـ الـجـلـيـّل ، عـبـد الـعـزيـز بن نـاصـر Afalā tatafakkarūn, al-risālah al-sābiah ashrah by Julayyil, Abd al-Azīz ibn Nāṣir Issue Year 2005 Our Price $ More from this author More from this publisher Email this page to a friend * required fields BUY THIS ITEM NOW < Shipping & handling policy < 7 day returns policy Usually ships within 12 weeks Bibliographic details Edition al-Ṭabah 1. Published/Created al-Riyāḍ Dār Ṭaybah lil-Nashr wa-al-Tawzī, 2005. Description 455 pages ; 25 cm. Language Arabic. Binding Hardcover. ISBN 9960891534. Series Silsilat Waqafāt Tarbawīyah fī ḍaw’ al-Qur’ān al-Karīm, 17 Subject Faith and reason - Islam. Bought together same series titles Add all to basket Total Price $ Total Shipping $ Series Silsilat Waqafāt Tarbawīyah fī ḍaw’ al-Qur’ān al-Karīm, 17 Customers who bought this item also bought al-Muthaqqafūn fī al-ḥaḍārah al-Arabīyahby al-Jābirī, Muḥammad Ābid$ al-waṭanī wa-qaḍāyā al-taṭarruf wa-al-ghulūwby al-Idārah al-Āmmah lil-Mahrajān$ alá manhaj Muḥammad Amīn Shaykhūby al-Rāghib, Aḥmad Ismāīl$ al-nafs wa-al-jasadby al-Ḥarīrī, Abū Mūsá$ al-ḍamīr al-fardī wa-maṣīr al-Islām fī al-aṣr al-ḥadīthby al-Ḥaddād, Muḥammad$ naṣīḥat al-Rifāīby al-Dubayyān, Alī ibn Rāshid$ al-aql al-Muslimby Abū Shaqqah, Abd al-Ḥalīm$ al-Islāmīyah fī khaṭṭ al-faālīyah al-ḥaḍārīyahby Barghūth, al-Ṭayyib$ al-salaf fī fahm al-nuṣūṣ bayna al-naẓarīyah wa-al-taṭbīqby al-Mālikī, Muḥammad ibn Alawī$ al-mujaddidīnby Ḥamzah, Muḥammad$ its foundations and conceptsby Al Suhaym, Muhammad bin Abdullah$ al-muntaqāh min kalām shaykh al-Islām Muḥammad ibn Alī al-Shawkānīby al-Shawkānī, Muḥammad ibn Alī$ al-athar fī al-mawāqif wa-al-ibarby Iskandarānī, Khālid ibn Ibrāhīm$ al-Sharq wa-al-Gharb, al-Islām huwa al-ḥallby Atrīsī, Jafar Ḥasan$ wa-al-ṣirāṭ wa-al-mīzān fī al-Qur’ān al-Karīm wa-al-Sunnah al-Nabawīyahby al-Janābī, Murād Abd Allāh$ Jāmi bayān al-ilm wa-faḍlihi wa-mā yanbaghī fī riwāyatihi wa-ḥamlihby Ibn Abd al-Barr, Yūsuf ibn Abd Allāh$ al-fahm al-ṣaḥīḥ lil-dīn al-Islāmīby Muḥammad, Muḥammad Muḥammad Aḥmad$ uṣūlīyahby Ajamī, Ḥasan$ al-fikr al-dīnī awwalanby Isḥāq, Yaqūb Muḥammad$ al-Islāmīyūn wa-as’ilat al-nahḍah al-muāqahby al-Qudaymī, Nawwāf$ Dastaghīb, Abd al-Ḥusayn$ al-baḥth wa-al-munāẓarahby al-Shinqīṭī, Muḥammad al-Amīn$ ilá al-tafkīrby al-Ṣarrāf, Zuhayr$ al-istibdād al-siyāsī fī risālat al-shaykh al-Nā’īnīby Ṣāliḥ, Muḥammad Aḥmad$ bayna al-tanẓīr wa-al-taṭbīqby Muntadá al-Fikr al-Arabī$ al-lubāb fī radd al-fikr ilá al-ṣawābby al-Mughaylī, Muḥammad ibn Abd al-Karīm$ Probleme de idees dans le monde Musulmanby Bennabi, Malek$ al-dīn wa-ḥamalatihi wa-rijālihby al-Sadī, Abd al-Raḥmān ibn Nāṣir$ ḥujaj al-tawḥīd fī mu’ākhadhat al-abīdby Āl Farrāj, Midḥat ibn al-Ḥasan$ wa-al-Islāmby Sharīatī, Alī$ Look for similar items by category 1. al-Usus al-mibnā’īyah lil-irfān wa-alāqatuhu maa al-sharīah by Shuqayr, Muḥammad الأسـس الـمـبـنـائـيـة لـلـعـرفـان و عـلاقـتـه مـع الـشـريـعـة لـ شـقـيـر ، مـحـمـد 2. al-Dīn wa-al-ilm by al-Fayyāḍ, Zayd ibn Abd al-Azīz الـديـن و الـعـلـم لـ الـفـيّـاض ، زيـد بن عـبـد الـعـزيـز 3. Asālīb al-taāmul maa al-khuṣūm fī ḍaw’ al-Sunnah al-Nabawīyah by al-Jazā’irī, Nūr al-Dīn Muḥammad al-Ṭāhir أسـالـيـب الـتـعـامـل مـع الـخـصـوم في ضـوء الـسـنـة الـنـبـويـة لـ الـجـزائـري ، نـور الـديـن مـحـمـد الـطـاهـر 4. Shakhṣīyat al-Muslim by Āmir, Muḥammad ibn Aḥmad شـخـصـيـة الـمـسـلـم لـ عـامـر ، مـحـمـد بن أحـمـد 5. Ru’á min ajl wāqi afḍal by al-Dāwūd, Jafar Yūsuf رؤى من أجـل واقـع أفـضـل لـ الـداوود ، جـعـفـر يـوسـف More items to consider 1. Khatm Sunan al-imām Abī Dāwūd by al-Baṣrī, Abd Allāh ibn Sālim خـتـم سـنـن الإمـام أبـي داود لـ الـبـصـري ، عـبـد الله بن سـالـم 2. Mashāriq al-shumūs fī Sharḥ al-durūs by al-Khuwānsārī, Ḥusayn مـشـارق الـشـمـوس في شـرح الـدروس لـ الـخـوانـسـاري ، حـسـيـن 3. al-Insān fī al-kawn bayna al-Qur’ān wa-al-ilm by Khiḍr, Abd al-Alīm Abd al-Raḥmān الإنـسـان فـي الـكـون بـيـن الـقـرآن و الـعـلـم لـ خـضـر ، عـبـد الـعـلـيـم عـبـد الـرحـمـن 4. al-Tafsīr al-Maẓharī by al-Maẓharī, Muḥammad Thanā’ Allāh الـتـفـسـيـر الـمـظـهـري لـ الـمـظـهـري، مـحـمـد ثـنـاء الله 5. Ilm al-akhlāq fī al-Kitāb wa-al-Sunnah wa-al-adab by al-Kharsān, Muḥammad Hādī Muḥammad Riḍā عـلـم الأخـلاق فـي الـكـتـاب والـسـنّـة والأدب لـ الـخـرسـان، مـحـمـد هـادي مـحـمـد رضـا Look for similar items by subject Faith and reason Faith and reason - Christianity Faith and reason - Islam Faith and reason - Islam Faith and reason - Islam - Early works to 1800 Faith and reason - Islam - Quranic teaching View items for all subjects View items for all selected subjects
PercakapanBahasa Arab: Perkenalan (Ta'aruf) Lengkap. Di bawah ini adalah percakapan antara Ahmad dan Holil. Dimana keduanya bertemu dan saling berkenalan. Selain itu, kami sajikan pula percakapan antara Khaulah dan Hodijah sebagai pembanding percakapan antara perempuan dan laki-laki. Yang membedakan antara perempuan dan laki-laki adalah
— — Untuk menjadi lebih baik, dilakukan dengan secepat mungkin tanpa menunda waktu. Sama halnya dengan kecerdasan, Jika menunda cerdas hingga besok dan selanjutnya maka saat ini diri dalam keadaan tidak cerdas atau bodoh. Ustadz Prof. Dr. H. Yuwono mengatakan Dalam Al Qur’an Surah At Takasur menyebutkan Al haaku mut takathsur’ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Orang yang lalai adalah orang yang bodoh. Hatta zurtumul-maqoobir’ sampai kamu masuk ke dalam kubur. Kalla law ta’lamuuna ilmal yaqiin’ Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti Thumma latara wunnaha ainal yaqiin’ kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri. Ustadz Yuwono mengatakan pentingnya cerdas di dunia karena agar bermanfaat bagi sesama. Karena jika sudah datangnya kematian, semua orang akan cerdas tetapi kecerdasan tersebut sudah tidak ada lagi manfaat. Apakah kita bisa cerdas? Maka jawabbannya adalah pasti bisa. Allah menegaskan Dan Berkali-kali al-Qur’an menyebutkan “Afala Tatafakkarun” apakah kamu tidak memikirkan, “Afala Ta’qilun”,apakah kamu tidak menggunakan akalmu, “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun”, di dalam dirimu apakah kamu tidak melihat?. “Manusia pasti cerdas asal mau menggunakan akal yang secara fisik adalah otak, secara bukan fisik, otak dibagi menjadi dua yaitu otak yang baru sampai kepada ilmu itu namanya akal’sedangkan otak yang sampai kepada sadar itu namanya Hati’. Sebagai contoh bapak ibu yang hadir kajian ini bisa jadi kesadaran atau ikut-ikutan,”katanya, dalam live streaming Youtube BPM Al Furqon Palembang, dua pekan lalu, kamis, 14/7/22. Tentunya jika kita menggunakan anugrah yang Allah berikan, yaitu akal pikiran. Tapi sayangnya banyak manusia yang tidak menyadari, kelebihan manusia akal pikiran yang telah Allah berikan. Manusia sebagai mahluk sempurna karena mempunyai akal pikiran untuk bernalar dan akan menjadi mahluk mulia jika memanfaatkan akal pikiran untuk kebaikan serta mendapatkan atau mengolah data dari ilmu pengetahuan yang diperoleh. Kemudian ia melanjutkan, ada tiga cara menjadi cerdas dengan melakukannya terus menerus yaitu pertama Taddabur Al Qur’an orang yang mampu melihat makna dibalik Al Quran yang nyata, kedua Tafakur Alam orang yang berpikir atau merenungi segala keadaan yang terjadi di alam semesta, dan yang ketiga adalah Dzikrul Maut Ingat mati. “Orang yang paling cerdas adalah orang yang ingat mati, karena mati itu bisa kapan saja tanpa janji dan lainnya. Suatu ketetapan dari Allah dan rahasia Allah,”tegasnya.tri jumartini
Dariapa yang saya tulis di atas, tentu pembaca akan lebih mudah untuk menjawab dan menentukan pilihan Capresnya dalam Pilpres April 2019 mendatang. Sapere aude ! Beranilah berpikir ! Afala ta'qilun ! Gunakanlah akalmu ! Afala tatafakkarun ! Gunakanlah fikiranmu ! Wallahu a'lamu bisshawab(SHE). Jakarta, 24 Februari 2019. Saiful Huda Ems (SHE).
FGi8T6. 454 163 265 491 218 489 166 154 160