KEUNIKANILMU MAKRIFAT PULAU SUMATRA ( Ajaib Kekebalan Dari Segala Besi Tampa Mantra Tampa Aji ) 13 Okt. Selamat pagi para pembaca yang tengah mulai berangkat kerja, mengais rezeki untuk mencukupi kebutuhan anak istri dan diri, semoga saudara pembaca yang tengah dalam perjalanan selamat sejahtera sampai di tujuan, saya berdoa semoga hari ini ï»żSangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari Allah SWT. Hapalan tetap lah hapalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah tidak adakan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu baharu sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat Allah dengan dalil yang anda miliki maka PASTI anda tidak akan sampai kehadirat-Nya. Ketika anda tidak sampai kehadirat-Nya sudah pasti anda sangat heran dengan ucapan orang-orang yang sudah bermakrifat, bisa berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rasulullah SAW dan melihat Allah SWT, dan anda menganggap itu sebuah kebohongan dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil yang menurut anda sudah benar, padahal kadangkala dalil yang anda berikan justru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebuat Khatamallahu ala Qulubihim Tertutup mata hati mereka itulah hijab yang menghalangi anda menuju Tuhan. Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang dibawakan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seoranpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa tidak berzikir kepada Allah” Abu Abdir Rahman As-Salamy. Di dalam hadist ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama Allah yakni Ulama yang selalu Zikir kepada Allah dengan segala konsekwensinya. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi yakni ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain. Masih ingat kita cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak berhak. Semakin tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadist nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut “Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku engkau menghalalkan darahku. HR. Thabrani. Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat? Karena ilmu itu memang amat rahasia, sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah nya terus kepada para Aulia Allah sampai saat sekarang ini. Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah firmankan dalam Al-Qur’an surat Al-Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah dlolalah. Dan mereka ini mempunyai I’tikqat bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakekat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama artinya ilmu Thariqat itu intisari dari Ilmu Syari’at. Oleh karena itu jika anda ingin mengerti Thariqat, Hakekat dan Ma’rifat secara mendalam maka sebaiknya anda berbai’at saja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid Khalifah yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh dan ridho. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan buku-buku lalu mengingkari bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli thariqat. Dalam setiap peristiwa yang mewarnai kehidupan ini, seringkali kita tidak mampu atau tidak mau menangkap kehadiran Allah dengan segala sifat-sifatNya. Padahal sifat-sifat Allah sangat terkait erat dengan ayat-ayat kauniyahNya yang terhampar di atas muka bumiNya. Betapa Allah –melalui ayat-ayat kauniyahNya- memang ingin menunjukkan keMaha KuasaanNya dan keMaha BesaranNya agar hamba-hambaNya senantiasa mawas diri, waspada dan berhati-hati dalam bertindak dan berprilaku agar tidak mengundang turunnya sifat JalilahNya yang tidak akan mampu dibendung, apalagi dilawan oleh siapapun, dengan upaya dan sarana kekuatan apapun tanpa terkecuali, karena memang Allahlah satu-satunya pemilik kekuatan dan kekuasaan terhadap seluruh makhlukNya. Dikutip dari Tulisan Syekh Samman
Ilmumakrifat ketuhanan kunci kalimat basmallahBila selalu di terapkan di dalam kehidupanAkan membuat efek yang luar biasa#kunci_basmallah#makrifat#kasih_say
Les Sept enseignements sacrĂ©s de la Femme Bison Blanc, aussi appelĂ©s les enseignements des grands-pĂšres, sont des rĂšgles de vie connues, respectĂ©es et suivies par de nombreux peuples autochtones. Dans le but de contribuer Ă  la diffusion de ces enseignements universels, les auteurs se sont largement inspirĂ©s de la mythologie ojibwĂ©e, chippewa, anishinaabe. De ces croyances, ils ont tirĂ© le cercle d’influences, les couleurs, la direction du chemin de vie qui dĂ©bute Ă  l’est et suit l’orientation du soleil, les Ă©lĂ©ments de la faune et de la flore liĂ©s Ă  chacun de ces enseignements. Dans un esprit d’humilitĂ© et d’honnĂȘtetĂ©, les crĂ©ateurs de cet album ont cherchĂ© avant tout Ă  tĂ©moigner leur respect Ă  l’égard de la culture et des traditions de tous les peuples. TirĂ© de l’avant-propos du livre. À propos du livre Auteure Joseph Martin David Bouchard Illustrateur/Illustratrice Kristy Cameron Provenance Canadienne Provenance Canadienne Maison d'Ă©dition Les Éditions des Plaines Parution 2009 ISBN 978-2-89611-047-6 Nombre de pages ƒuvre non paginĂ©e Mots-clĂ©s valeur traditionnelle enseignement sacrĂ© rĂ©cit culture peuple mĂ©tis Liens transdisciplinaires Éducation physique et santĂ© Histoire et gĂ©ographie Études sociales Contenu Langue RĂ©fĂ©rents culturels Pistes d'exploitation Conseils d'utilisation Ressources additionnelles Contenu ƒuvre mettant en lumiĂšre un personnage principal, la Femme Bison Blanc, narratrice qui enseigne Ă  ses enfants les sept valeurs essentielles pour vivre en paix et en harmonie avec les autres, soit l’humilitĂ©, l’honnĂȘtetĂ©, le respect, le courage, la sagesse, la vĂ©ritĂ© et l’amour; plusieurs personnages secondaires reprĂ©sentant les crĂ©atures animales qui incarnent ces enseignements, soit le loup, le corbeau, le bison, l’ours, le castor, la tortue et l’aigle. Il y a des lunes, j’ai entendu mes enfants pleurer. Quatre jours plus tard, j’ai pris la forme de la Femme Bison Blanc. Quatre jours plus tard, je suis allĂ©e les voir. Et durant les quatre jours suivants, je leur ai enseignĂ© les chants, les danses et les sept cĂ©rĂ©monies sacrĂ©es. [
] Aujourd’hui, je reviens sous la forme de la Femme Bison Blanc. Aujourd’hui, je reviens te rĂ©vĂ©ler les Sept enseignements sacrĂ©s. » Inspire-toi du loup Ma’iingan pour reconnaĂźtre l’humilitĂ©. Vois comment Ma’iingan vit en fonction de toute la meute. Observe-le, il plie l’échine en prĂ©sence des autres membres de la meute en signe de dĂ©fĂ©rence et non de peur. Ma’iingan reconnaĂźt qu’il n’est que l’infime partie d’un tout. Être rejetĂ© de la meute reprĂ©sente pour lui la pire des punitions. » Inspire-toi de l’ours Makwa, pour son courage. [
] En Makwa, le courage sommeille durant les longs mois d’hiver. En toi aussi, le courage est latent et ne demande qu’à ĂȘtre sollicitĂ©. Observe Makwa quand elle se porte Ă  la dĂ©fense de ses petits. Rien ne l’arrĂȘtera pour assurer leur protection. Sur ton chemin, tu auras besoin de courage pour surmonter les peurs qui t’empĂȘcheraient de mener une vie harmonieuse. Makwa t’enseigne Ă  affronter la peur et les dangers. » RĂ©cit inspirant qui incite le lectorat visĂ© Ă  une rĂ©flexion sur la culture des peuples autochtones et sur le sens des valeurs traditionnelles; Ɠuvre pouvant intĂ©resser le lectorat visĂ© de par les thĂšmes exploitĂ©s p. ex., peuples autochtones, rĂšgles de vie, croyances, traditions, Ă©lĂ©ments de la faune et la flore; possibilitĂ© de faire des liens avec le vĂ©cu des Ă©lĂšves en identifiant des situations en milieu scolaire et familial oĂč les enseignements sacrĂ©s peuvent ĂȘtre mis en application. Nous, les lecteurs et les auteurs, sommes les prophĂštes que nous attendions tous. Il nous incombe d’Ɠuvrer Ă  la revitalisation de notre culture et de nos valeurs. Nous souhaitons aussi que ces rĂ©flexions aident les lecteurs Ă  trouver en eux un plus grand courage et une plus grande sagesse, si prĂ©cieux pour reconnaĂźtre et atteindre la vĂ©ritĂ© sur le chemin de la vie. » Texte aĂ©rĂ© et mise en page dĂ©gagĂ©e; texte bilingue français/ojibwĂ©, clairement sĂ©parĂ© en milieu de page par un trait; jaquette de la couverture donnant un aperçu du rĂ©cit ainsi qu’une brĂšve biographie des auteurs, de l’illustratrice et de l’artiste musicien; chapitres divisĂ©s selon les sept enseignements sacrĂ©s; Ɠuvre non paginĂ©e; nombreuses illustrations captivantes qui utilisent les formes traditionnelles de l’art autochtone et qui soutiennent la comprĂ©hension du texte; DVD multilingue accompagnant l’Ɠuvre; prĂ©sence d’élĂ©ments graphiques qui facilitent l’interprĂ©tation de l’Ɠuvre p. ex., caractĂšres italiques, majuscules, guillemets, tirets. "Selon la prophĂ©tie, quand rĂšgneront sic le chaos et l’absence d’harmonie, Elle reviendra. Elle a promis de revenir sous la forme d’un bison blanc. Selon certains, Elle serait dĂ©jĂ  parmi nous." PAROLES DU CHEF ARVOL-CHEVAL-QUI-OBSERVE, GARDIEN DE LA 19E GÉNÉRATION DU CALUMET SACRÉ DE LA FEMME BISON BLANC DE LA NATION LAKOTA » Langue Registre de langue courant dans l’ensemble de l’Ɠuvre; vocabulaire riche en lien avec le thĂšme exploitĂ© p. ex., dĂ©fĂ©rence, pondĂ©ration, latent, oisivetĂ©, visualisation. Ne gaspille rien et sers-toi de tout avec sagesse. Contente-toi de ce dont tu as besoin et donne toujours ce que tu as en trop. Traite les autres comme tu aimerais ĂȘtre traité  avec respect. Apprends le respect et apprends la pondĂ©ration. Applique la loi du retour. Dans le grand cercle de la vie, ce que tu fais pour les autres te reviendra. Ce que tu donnes aux autres te sera toujours rendu. » "Chaque lutte, gagnĂ©e ou perdue, nous prĂ©pare Ă  la suivante. L’insouciance et l’oisivetĂ© nous affaiblissent et nous rendent inaptes au combat. Il faut Ă  certains subir plusieurs dĂ©faites avant d’acquĂ©rir la force et le courage qui les mĂšneront Ă  la victoire." » Texte contenant une variĂ©tĂ© de types et de formes de phrases p. ex., emploi frĂ©quent du type impĂ©ratif. ProtĂšge-toi et recentre-toi par le cĂšdre. Ensuite, recueille-toi sous le peuplier baumier. Dans l’une de ses branches, taille-toi une flĂ»te et joue-moi un air en rĂ©, car le rĂ© est la note le plus en harmonie avec l’honnĂȘtetĂ©. Cette mĂ©lodie me dira ta gratitude et tout ira alors pour le mieux. » Tu es unique, tu es spĂ©cial, tu as Ă©tĂ© créé ainsi. Il en va de mĂȘme pour ton voisin, il en va de mĂȘme pour les arbres et les fleurs. Il suffit de regarder autour de toi pour le constater. Ne pose pas de questions. Observe et Ă©coute. Remarque ce qui se passe autour de toi. Observe ta vie et celle des autres. Sois attentif et Ă©coute, et tu apprendras tout ce que tu as besoin de savoir. La connaissance s’acquiert, la sagesse se vit. Vis et apprends. » Emploi de figures de style p. ex., mĂ©taphores, Ă©numĂ©rations qui viennent enrichir le texte et qui rendent la lecture imagĂ©e. Tu as vieilli, ta chevelure est blanche, tu arrives au crĂ©puscule de ta vie. Tu as beaucoup appris. » Le foin odorant est la chevelure de notre mĂšre la Terre. Tresse ses cheveux avant de les couper. PrĂ©sente-lui une offrande de tabac. Ensuite, assieds-toi sous un sapin. » "Accueille la bontĂ©, le calme, le silence et la douceur qui sont prĂ©sents dans ton cƓur, car c’est lorsque tu communies avec notre mĂšre la Terre que tu peux entendre sa voix. Tu entendras les magnifiques chants d’amour qu’elle chante Ă  tous ses enfants, les minĂ©raux et les cristaux. [
] Tu l’entendras aussi dans les soupirs du vent quand elle pleure pour ses crĂ©atures et ses enfants, elle pleure aussi pour toi." » PrĂ©dominance des sĂ©quences descriptives, qui contribuent Ă  la comprĂ©hension de l’Ɠuvre en permettant de saisir l’essence mĂȘme des sept enseignements sacrĂ©s. La vĂ©ritĂ© est esprit. Prie tous les jours. Quand tu le peux, prie sous un arbre, au lever du soleil. Ne demande rien pour toi, sauf dans la stricte nĂ©cessitĂ©. Et sois toujours reconnaissant. Exprime ta reconnaissance par une offrande de tabac. En Ă©tant reconnaissant, tout ira mieux pour toi et pour ceux que tu aimes. » L’amour est l’aboutissement de tous mes enseignements. Tu ne connaĂźtras l’amour que si tu connais le courage. Tu ne pourras aimer que si tu es honnĂȘte. L’amour repose sur la sagesse de se connaĂźtre soi-mĂȘme et sur l’humilitĂ© d’accepter ses faiblesses et d’ĂȘtre fier de ses forces. Au cƓur de l’amour se trouvent tous mes autres enseignements, c’est pourquoi il est le dernier. » RĂ©fĂ©rents culturels Illustrations faites par Kristy Cameron, artiste mĂ©tisse de l’Ontario. Pistes d'exploitation Former sept Ă©quipes et assigner Ă  chacune un des sept enseignements sacrĂ©s prĂ©sentĂ©s dans l’Ɠuvre l’humilitĂ©, l’honnĂȘtetĂ©, le respect, le courage, la sagesse, la vĂ©ritĂ© et l’amour. Demander aux Ă©lĂšves de rĂ©sumer, dans leurs propres mots, les Ă©lĂ©ments clĂ©s de cet enseignement. Les inviter Ă  trouver une situation tirĂ©e de leur vĂ©cu oĂč cet enseignement leur a Ă©tĂ© essentiel pour surmonter un dĂ©fi ou rĂ©gler un problĂšme. Par la suite, proposer Ă  chaque Ă©quipe de faire part de ses propos au groupe-classe et d’expliquer l’importance d’un tel enseignement pour mieux vivre en sociĂ©tĂ©. Proposer aux Ă©lĂšves de faire une recherche sur un des animaux servant de symboles pour les enseignements sacrĂ©s. Leur demander d’expliquer la raison qui aurait pu motiver les auteurs Ă  choisir un animal particulier pour incarner chaque enseignement le loup pour l’humilitĂ©, le corbeau pour l’honnĂȘtetĂ©, le bison pour le respect, l’ours pour le courage, le castor pour la sagesse, la tortue pour la vĂ©ritĂ© et l’aigle pour l’amour. Demander aux Ă©lĂšves d’utiliser le mode de prĂ©sentation de leur choix p. ex., affiche, prĂ©sentation mĂ©diatique, saynĂšte, monologue pour faire part de leur recherche au groupe-classe. Si possibilitĂ© il y a, proposer aux Ă©lĂšves d’organiser une rencontre avec un membre d’une communautĂ© autochtone, p. ex., un artiste ou un musicien, afin d’échanger au sujet des traditions, des croyances, des valeurs et du mode de vie de sa communautĂ©. Au prĂ©alable, demander aux Ă©lĂšves de noter les questions et les points d’intĂ©rĂȘt qu’ils aimeraient aborder Ă  la rencontre. Conseils d'utilisation Inviter les Ă©lĂšves Ă  lire d’autres Ɠuvres de David Bouchard, dont les fiches descriptives sont disponibles dans FousDeLire, afin d’en apprendre davantage sur la culture autochtone. Faire la lecture du rĂ©cit Ă  l’aide du DVD insĂ©rĂ© Ă  la fin de l’Ɠuvre afin d’apprĂ©cier l’harmonie entre le texte et l’accompagnement musical. Ressources additionnelles ressources Ă©ducatives en ligne, 5e Ă  10e annĂ©e, SĂ©rie Active-toi, Droits autochtones; Respect.
rahasia kunci segala kunci ilmu makrifat
IlmuAdalah Cahaya. Kunci Dari Segala Kesuksesan Hanya Satu - Istiqomah Senin, 04 Juni 2018 Tambah Komentar Edit. Kalau kita berbicara tentang kesuksesan, maka semua orang pasti ingin menggapai nya, termasuk saya sendiri. Tapi untuk menggapai kesuksesan itu butuh perjuangan yang hebat, butuh pengorbanan yang besar, setidak nya kamu harus
RAHASIA ILMU MAKRIFAT KESIMPULAN HATI Pertama Hati Yang Beriman Lawannya Kafir Kedua Sum’ah Lawannya Bid’ah Ketiga Hati Yang Taat Lawannya Maksiat Dan HATI inilah tempat NIAT yang menentukan SAH SOLAT atau lain lain pekerjaan. KEDUDUKAN NIAT Bahawa NIAT itu tempatnya di HATI, tidak berhuruf dan bersuara sebagai letaknya harus melaksanakan - QASAD menunjukkan ZAT akan SIFATNYA kepada yang disifatkan TAKRID menentukan ZAT akan SISATNYA dan kepada yang disifatkan. TA’AYUN sabenar2nya AKU menyatakan DIRI AKU dalam TAUHID Takbiratul Ihram Aku kepada Sifat yang disifatkan. Maka karamlah DIRI dalam lautan tidak bertepi itu nescaya SOLAT bukan lagi ENGKAU / AKU tetapi AKU ZAT yang melahirkan Kerja Aku dalam rupaku yakni SifatKu yang nyata dalam kelakuan hambaKu. Engkau tiada UPAYA dan KEKUATAN untuk melakukan solat itu malahan engkau lakukan atas Kurniaan & Rahmat Aku semata-mata. Kenapa engkau merasa ada kewujudan dalam hidup ini sedangkan WUJUD itu adalah Aku semata-mata ? Yang mengerjakan kelakuanmu itu Aku atas Kudrat & IradatKu. Yang menentukan waktu pun Aku, Aku punya Ilmu. Tanpa itu engkau tiada hambaku. Aku sengaja menyatakan DIRIKU padamu dan Aku memuji DiriKu diatas lidahmu wahai hambaku. Jangan sekali-kali ada rasa didalam hatimu bahawa engkau mempunyai kemampuan untuk memujiKu . Ketahuilah bahawa engkau adalah hambaKu yang FAKIR berhak menerima PemberianKu. TIANG SOLAT HADIR HATI yakni menghadap Allah dan membuangkan segala yang GHAYR yang lain selain Allah didalam solat KHUSU’ / TETAP HATI didalam solat yakni tidak merayau –rayau fikiran kemana mana. SEMPURNA bacaan FATIHAH SAH SOLAT Sah solat kerana SAH WUDHU’ Sah Wudhu kerana Sah ISTINJA Istinja itu membersihakan anggota badan dari berupa bentuk najis besar mahupun kecil. KESEMPURNAAN ISLAM Nota oleh Fakir – S = Soalan , J = Jawapan S Yang dikatakan ISLAM berapa kesempurnaannya ? J Tiga Perkara - Diikrarkan dengan lidah Ditashdiqkan dalam hati Dikerjakan dengan anggota S Berapa tandakah yang dikatakan sesaorang itu Islam ? J Empat perkara - Merendahkan diri keHadrat Allah dan sesama islam Suci lidah dari memakan dan meminum benda haram Suci lidah dari dusta dan mengumpat Suci badan daripada Hadath Besar S Yang dikatakan Islam berapa syarat pakaiannya ? J Empat perkara - Sabar akan Hukum Allah SWT Ridha akan Qadha Allah SWT Menyerahkan Diri kepada Allah dengan tulus ikhlas Mengikut Firman Allah dan Hadith Nabi. S Apakah yang membinasakan Islam ? J Empat perkara - Berbuat sesuatu amalan yang tiada dasar dari Islam itu sendiri Mencela orang berbuat baik & meringankan Hukum Allah SWT Diketahui tetapi tidak dibuat Tiada tahu tetapi malas bertanya Adapun Makrifat yang mesti diketahui itu ialah 20 Perkara terbahagi kepada 5 Bahagian

. BAHAGIAN PERTAMA - Hendaklah diketahui 4 perkara yakni - Pertama Allah sabelum bernama Allah apa NamaNya ? Kedua Muhammad sebelum bernama Muhammad apa namanya ? Ketiga sebelum hari yang tujuh itu apa namanya ? Keempat sebelum Waktu Yang Lima itu apa namanya waktu itu ? BAHAGIAN KEDUA Hendaklah juga kamu ketahui 4 perkara lagi. Pertama 40 hari hendak mati Kedua 7 hari hendak mati Ketiga 3 harihendak mati Keempat 24 jam sebelum mati. BAHAGIAN KETIGA Lagi 4 perkara yang perlu kamu ketahui Pertama hendaklah KENAL DIRI kamu Kedua hendaklah kenal NYAWA kamu Ketiga hendaklah kenal PENGHULU kamu Keempat hendaklah kenal TUHAN kamu BAHAGIAN KEEMPAT Hendaklah ketahui akan ZIKIR PENYERAHAN NYAWA kepada Allah . Ada 4 perkara juga. Pertama Serahkan dengan ZIKIR AF’AL yakni La Ilaha Illallah Kedua serahkan dengan ZIKIR ASMA’ yakni Allah Allah Allah Ketiga serahkan dengan ZIKIR SIFAT yakni Hu Hu Hu Keempat serahkan dengan ZIKIR ZAT yakni Ah Ah Ah BAHAGIAN KELIMA Hendaklah ketahui berkenaan RUH juga 4 perkara Pertama RUH JASMANI yaitu TUBUH kita yakni DIRI TERJALLI Kedua RUH RUHANI yaitu HATI kita yakni DIRI TERPERI Ketiga RUH IDHAFI yaitu NYAWA kita yakni DIRI YANG TERPERI Keempat RUH AL-QUDDUS yaitu RAHSIA kita yakni DIRI YANG WUJUD. MUHAMMAD



.. Adapun nama MUHAMMAD itu jadi TUBUH pada kita. Tubuh kepada Muhammad jadi NYAWA pada kita Hati kepada Muhammad jadi NYAWA kepada kita Nyawa kepada Muhammad jadi RAHSIA kepada kita. TUBUH




.. Adapun yang bernama TUBUH itu PERBUATAN yang datang daripada HATI. Perbuatan Hati datang daripada Nyawa Perbuatan Nyawa datang daripada Rahsia Perbuatan Rahsia datang daripada AF’AL ALLAH. FUAD




. Adapun yang bernama MATA itu ialah untuk MELIHAT dan orang yang melihat itu tempatnya pada MATA HATI pada JANTUNG. Didalam jantung ada FUAD Didalam Fuan ada CAHAYA Didalam Cahaya ada RAHSIA Didalam Rahsia itu adalah saperti Firman Allah SWT yang berbunyi - Al Insanu Sirri
Wa Ana Sirruhu Insan itu adalah rahsiaKu dan Akulah rahsianya. KENAPA NAMA MUHAMMAD ? Rahsia Muhammad Adapun sebab Nabi Muhammad itu bernama Muhammad kerana Kehendak Allah. Sekalian Keseluruhan / Semuanya Alam ini terjadi kerana Muhammad saperti dinyatakan didalam Hadith Qudsi - Sekalian jadi daripadamu Ya Muhammad dan engkau jadi daripada AKU Sabda Baginda Rasul - Aku jadi kerana Allah dan sekalian alam jadi kerana aku. RAHSIA MUHAMMAD Mim Ha Mim Dal KETERANGAN HURUM MIM AWAL MUHAMMAD MIM AWAL Pertama menunjukkan ZAT hambanya berdiri solat Kedua Tempat Makrifat tatkala Qiam Ketiga Zikir Bagi Zat yaitu ZIKIR RAHSIA Keempat tatkala itu Tuhan bernama AHDIAH Kelima semasa itu Tuhan Semata-mata . Belim ada terjadi apa apa akan masa itu bernama AH
 Alif Ha KETERANGAN HURUM HA MUHAMMAD HA Artinya SIFAT HAMBA yakni RUKUK dalam solat Tempat HAKIKAT yaitu Rukuk Zikir bagi Sifat yakni Nyawa Tatkala itu Tuhan bernama WAHDAH KETERANGAN HURUM MIM KEDUA MUHAMMAD MIM KEDUA Artinya ASMA’ HAMBA yaitu SUJUD dalam solat Tempat TARIQAT tatkala Sujud Tatkala itu Tuhan bernama WAHADIAH Tatkala itu Tuhan TAJALLI sabenar-benarnya meliputi NUR MUHAMMAD. Masa itu Tuhan bernama ALLAH SWT KETERANGAN HURUM DAL MUHAMMAD DAL AF’AL HAMBA yaitu DUDUK dalam solat Tempat SYARIAT yaitu tatkala dalam Duduk Zikir bagi Af’al yaitu TUBUH La Ilaha Illallah Tatkala itu Tuhan ibarat LA Lam Alif Tatkala itu bercampur RAHSIA dengan NYAWA dan ANASIR ADAM Alif Dal Mim KEJADIAN DIRI. Adapun kejadian DIRI itu terkandung dalam 20 perkara dibagi kepada 4 bahagia Bagian Pertama 1 Jenis ZAT Diri Wujud Rahsia Kita Alam Lahut Ruh Al-Quddus 2 Jenis SIFAT Diri Terdiri Nyawa Kita Wujud Mutlak Ruh Idhafi Alam Jabarut 3 Jenis ASMA’ Diri Terperi Hati kita Wujud Alam Ruh Ruhani Tubuh halus 4 Jenis AF’AL Diri Tajalli Jasmani Wujud Idhafi Tubuh Yang Zahir Bahagian Kedua 1 Wujud Wujud mutlak – Wujud Hakiki – Wujud Idhafi Wujud Tajalli 2 Ilmu Ilmu Hakiki – Ilmu Maklumat – Ilmu Fikir – Ilmu Ma’dom Al-Asma’ 3 Nur Nur AlHadi – Nurul quddus – Nur hadi – Nur Al-bayan 4 Suhud Suhud Al-Ain – Suhud Khadafi – Khaliq Al-Asmat Suhud Taufil Bahagian Ketiga 1 Angin Angin Niat –Angin Padtar – Angin Sarsa – Angin Serul 2 Api Al-Hayat – Al-Muja – Sajin 3 Air Maal Hayat – Maal Kus – Maal Zam Zam – Maal Hain 4 Tanah Tanah Firdaus – Tanah Tiin – Arbail baasir – Tiin Siipaab Bahagian Keempat 1 Di Jadi Ruh Masripah – Tubuh – Af’al 2 Wadi Jadi Tulang – Tariqat – Hati – Asma’ 3 Mani Jadi urat – Haqiqat – Nyawa – Sifat 4 Ma’nikam Jadi Nyawa – Makrifat – Rahsia – Zat Bahagian Kelima 1 LA Laf Alif Ucapan bagi Tubuh menjaga kulit dan bulu Qalbi kepada Baitullah 2 ILAHA Alif Lam Ha Ucaoan bagi Hati penjaga daging dan darah Qalbi kepada Baitulmakmur 3 ILLA Alif Lam Alif Ucapan bagi Nyawa penjaga urat dan tulang Qalbi kepada Arasy 4 Allah Alif lam Lam Ha Ucapan kepada Rahsia penjaga urat dan sumsum Qalbi kepada Allah KEJADIAN BENIH HU QALBI itu RABBI terdiri Aku didalam Sifat Nafsiah Aku dikandung dalam Wujud Allah La Ilaha Illallah Muhammadur Rasullullah Fi Kul Lil Maha Tiin Wa Naf Sin Aa Da Da Maa Wa Si A-Hu Il Mullah Adapun asal kejadian BENIH manusia daripada MA’NIKAM daripada Syurga, dirupakan Allah SWT turun kepada HU GHAIB rupa Allah jadi Ma’nikam rupa gilang gemilang hingga tujuh petala langit dan tujuh petala bumi kemudian manikam itu jatuh kepada ubun ubun bapa 100 hari kemudian manikam itu jatuh kejantung bapa 40 hari kemudian manikam itu jatuh ke Hati Nurani Cahaya Haq 7 hari kemudian Manikam itu jatuh TA’AYUN HATI berupa air 3 hari kemudian manikam itu MERTABAT ZAT pada pinggang bapa 24 jam kemudian Manikam itu jatuh kerahim ibu dengan rupa huruf ALIF kemudian Manikam itu kepada ALAM RUH berkumpul saperti biji . Itulah sebab ia bernama Manikam kemudian manikam bersifat ia bernama ALAM MITHAL. Ini yang bernama saperti Firman Allah al insanu sirri wa ana sirruhu kemudian ia menilik dirinya terlalu indah, lalu lupa kepada dirinya bila bercampur dengan darah ibunya. Maka hilanglah rupa itu dan bernama pula ia ALAM AJSAM yakni Alam Kasar. Kemudian bila sampai janji, keluarlah ia dari kandungan ibunya dan hilanglah rupa yang dilihat maka menangis ia sebab suara inilah bernama ALAM INSAN. BILA AKHIR HAYAT Bila akhir hayat kita dapati BERDENYUT-DENYUT PUSAT saperti asap serta kita mendengar ucapan - ALASTU BI RAB BIKUM – AH Alif Ha ANA MA – KAA NA BII MAA KAA NA MASA KAA NA. Maka jawablah - YA ANA LA ILA HA ILLALLAH – 3 kali Kemudian nampak cahaya KEBESARAN ALLAH maka kita zikir ALLAH – 3 kali Kemudian kita nampak KALIMAH ALLAH maka kita zikir HU – 3 kali Kemudian kita dengar UCAPAN TUHAN ANA ALLAH LA ILA HA ILLALLAH ANA
.serta terus kita memandang akan KEBESARAN ALLAH maka kita zikir AH – AH- AH Alif Ha . Maka tamatlah riwayat kita. Ruh kembali ke Rahmatullah. Hasanul Khatimah. ALHAMDU 
.. Alif – Lam – Ha – Mim – Dal ALIF Huruf ALIF itu WAKTU SUBUH. Nabi Adam cahayanya putih. Malikatnya Jibrael Ruhani. Sahabatnya Abu Bakar & Fatimah Keluar dari huruf ALIF itu DUA RAKAAT kerana TAJALLI Tuhan dua mertabat yakni MERTABAT ZAT atau AHDIAH dan Mertabat SIFAT atau WAHDAH. Istananya dibawah susu kiri . Keluar cahaya pada dahi. Kenyataan pada kita ialah MULUT & LIDAH LAM Huruf LAM itu waktu ZUHUR. Nabi IBRAHIM cahayanya Kuning. Malaikatnya MAKRIBUN. Keluar dari huruf Lam itu empat rakaat kerana TAJALLI Tuhan WUJUD – ILMU – NUR – SUHUD. Istananya pada HATI di lambung susu kiri yaitu RUH MAZIFAH. Kenyataan pada kita ialah HIDUNG & MATA HA Huruf HA ini waktu ASAR. Nabinya Nabi Yunus Cahayanya Hijau Kuning. Malikaynya MIKAIL. Sahabatnya pula ialah Omar. Keluar dari huruf HA ini empat rakaat yakni API – AIR – ANGIn – TANAH. Istanayna pada LIMPA – Nafsu Jasmani. Kenyataan pada kita ialah BAHU & DADA. MIM Huruf MIM itu waktunya MAGHRIB . nabinya ialah Nabi MUSA. Cahayanya MERAH HITAM. Malikatnya ISHDAH & WAHIDIAH. Istananya PARU – PARU Nafsunya Nafsu Haiwan. Kenyataan pada kita ialah MATA Cahayanya DAL Huruf DAL itu waktu ISYA’ Nabinya Nabi NUH. Cahayanya HIJAU HITAM. Malikatnya IZRAFIL. Sahabatnya ALI. Keluar dari huruf DAL itu 4 rakaat kerana Tajalli Tuhan DI – WADI – MANI – MA’NIKAM. Istananya HEMPEDU dari bawah lidah hingga keteklinga. Kenyataan pada kita ialah TAPAK KAKI. TEMPAT ZIKIR PADA TUBUH ZIKIR QALBI Dua jari bawah susu kiri = QALBI = HATI ZIKIR RUH Dua jari bawah susu kanan = RUH = NYAWA ZIKIR SIRR Dua jari bawah susu kiri = SIRR = RAHSIA ZIKIR KHOFI Dua jari atas susu kanan = KHOFI = TERSEMBUNYI ZIKIR AKHFA Ditengah dada = AKHFA = TERLEBIH SEMBUNYI ZIKIR NAFAS Antara 2 kening meliputi sekalian kepala ZIKIR KHALIAH Di ubun ubun meliputi sekalian jasad 20 SIFAT DI DALAM DIRI 1 WUJUD Badan Insan SIFATKU mula jadi menanggung didalam dunia 2 QIDAM RUH JASMANI kulitku mula jadi meliputi sekalian alam 3 BAQA’ RUHANI dagingku mula jadi menanggung RAHSIA didalam DIRI 4 MUKHALAFATUHU LIL HAWADITH RUH NIBATI darahku mula menjadi meliputi Alam Sendiri 5 BINAFSIHI RUH INSAN nafasku mula jadi berjalan ucapan didalam DIRI 6 WAHDANIAT RUH RABBANI hatiku asal mula jadi TAHU didalam DIRI 7 KUDRAT RUH QUDUS urat putihku yang tidak berdarah berjalan setiap dalam DIRI-ku 8 IRADAT RUH KAHFI tulangku asal mula jadi menguatkan Alam Sendiri 9 ILMU RUH IDHAFI benihku asal mula jadi YANG NYATA didalam CERMIN HAQ 10 HAYAT RUH NURANI uratku yang meliputi didalam tubuh aku yang hidup alam sendiri. 11 SAMA’ BESI KURSANI pendengaranku asal semula jadi 12 BASAR PANCARAN MA’NIKAM kalam aku berkata-kata dengan sendiri 13 KALAM RUH MA’NIKAM menzahirkan perkataan didalam dunia 14 QADIRUN WUJUD MA’NIKAM tali Ruhku KUNHI ZAT dengan Sifatku 15 MURIDUN ILMU ALLAH badanku asal mula jadi KALIMAH didalam diriku 16 ALIMUN DARJAT ALLAH kebesaranku asal mula jadi duduk didalam otak yang putih 17 HAIYUN Amalan terlebih suci ialah amalan Kalimah Aku asal mula jadi alam diriku 18 SAMIUN Bersama ZAT & SIFAT WAHDAH didalam Kalimah iman diriku 19 BASIRUN RAHSIA NYAWA dengan BADANWAHIDAH bersamalah Zat dengan badan tidak bercerai dunia akhirat 20 MUTAKALLIMUN Ghaib didalam Ka’bah Ghaib aku didalam Ka’bah Kaca Arasy yang putih titik didalam Kalimah. AWALUDDIN MAKRIFATULLAH Permulaan agama mestilah MENGENAL ALLAH. Firman allah - Ya Muhammad kenalkanlah DIRI kamu sebelum kamu Mengenal Aku dan sebenar-benar kenal Diri kamu ialah Engakau Kenal Aku Allah juga Berfirman - Ya Muhammad Aku jadikan baharu alam ini kerana Engkau dan Aku jadikan engkau kerana Aku. Maka engkau inilah sebenar-benarnya RAHSIA AKU. Dengan ini bererti kita mesti berpegang kepada pokok kesimpulan RAHSIANYA itu yakni kita mesti betul betul kepada pengertian dan pemahaman RahsiaNya itu dengan terang dan jelas. Marilah kita renungi Firman Firman Allah saperti berikut - Aku tidak memandang kepada rupamu yang cantik
pengetahuanmu yang banyak jika kamu tidak Mengenal Aku maka sia sia sajalah amal kebajikan serta solat kamu yakni umpama debu yang berterbangan diudara ditiup angin Engkau itu Aku dan Aku itu engkau Oleh itu saudaraku sekalian kamu tuntutlah betul betul dan pelajarilah dengan sungguh sungguh serta kajilah dengan mendalam agar kamu DAPAT MENGENAL ALLAH dengan sebanar-benarnya. Mudah-mudahan Allah akan mengangkat Darjat kamu menjadi AHLI SUFI dan WALINYA. Sebanyak manapun kitab kita baca, kaji dan pelajari INTIPATI yang perlu kita dapat dan perolehi hanya EMPAT 4 PERKARA sahaja yaitu perkara yang membolehkan amal ibadah kita diterima dan diakui oleh Allah SWT. Perkara itu ialah - Pertama Mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan dengan bukti yang terang dan jelas. Kedua sentiasa dalam TUBUH ALLAH dengan bukti yang terang dan jelas juga. Ketiga sentiasa mendengar SERUAN ALLAH juga dengan bukti yang jelas dan terang. Keempat Datang dari Allah kembali kepada Allah dengan pedoman yang sebenar-benarnya terang dengan bukti yang jelas. Sesungguhnya keputusan perkara perkara diatas, nampaknya senang dibaca tetapi tiap tiap satu perkara diatas bukanlah mudah diperolehi pemahaman dan pegangan keimanannya walaupun kita telah membaca mengkaji banyak buku, berguru dengan ramai guru, jika kita tidak menemui / ditemukan dengan buku buku dan guru guru yang benar benar dapat memberi petunjuk untuk pemahaman kita secra terang dan jelas. RAHSIA DI DALAM DIRI Inilah pada menyatakan bahawa didalam badan manusia itu EMPAT BAHAGI yaitu - NAFAS ANPAS TANAPAS NUPUS Sesungguhnya bagaimana rupa jasmani begitu jugalah rupa NYAWA. Manakala Nyawa itu adalah NAFAS dan TANAPAS itu saperti ANPAS. Maka keempat itu berperingkat sampai kepada NUPUS dan Nupus itu saperti rupa ZAT manakala Zat itu saperti rupa SIFAT dan Sifat itu saperti rupa ASMA’ dan Asma’ itu saperti rupa AF’AL. Dan perkara diatas diakui oleh Allah saperti FirmanNya melalui Hadith Qudsi - QA LAL LAH HU TAALA – AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRUHI SI FATI ILLA KHAIRI LIL LAH Insan itu rahsiaKu dan Aku rahsianya. SifatKu itu Sifatnya tiada ada daripadaku melainkan Allah Taala Barangsiapa mengenal akan BADANnya ia mengenal akan NYAWAnya. Barangsiapa mengenal akan nyawanya ia akan mengenal akan SIRRnya Barangsiapa mengenal akan Sirrnya akan mengenal akan TUHANnya yang qadim adanya. Ketahuilah olehmu wahai talib – YANG KELUAR itu bernama NAFAS dan yang dinamai ANPAS itu gerak dari hidung sampai kebawah leher. Dan yang dinamai TANAPAS itu gerak dari bawah leher sampai ke hati. Yang dinamai NUPUS itu didalam Hati. Itulah HAKIKAT NYAWA. WUJUD WUJU DU KA ZAHRU WALA YUQA MU BI HI ZAHBU Barangsiapa mengadakan DUA WUJUD jadi SYIRIK ANA WUJU DA HU Ada kita dengan DIA WA NAF SUHU Ada DIA dengan sendirinya. Adapun WUJUD itu AIN ZAT artinya kenyataan kerana lafaznya dibaca itu wujud maknanya ZAT. Ini adalah kerana Wujud itu ADA. Maka yang ADA itu ZAT. Maka tiada diperoleh dengan lafaz yang lain daripada Wujud itu kerana wujudnya itu menyatakan Zatnya. Maka disebabkan itu dikatakan AIN ZAT namanya. Adapun Wujud itu artinya ADA. Apa yang dikatakan itu ada. Yang dikatakan itu ialah ZAT. Adapun Wujud ini ditilikkan pihak lafaznya SIFAT dan jika ditilik pada maananya ZAT dan apa yang dikatakan lafaz itu kerana bacaan itu Wujud ada ZAT. Inilah maananya. Adapun WUJUD DIRI SENDIRI berdiri dengan ZAT. Apa sebab dikatakan Wujud itu berdiri dengan Zat ? Sebab lafaz wujud itu ada manakala yang ADA itu ialah ZAT. PERINGATAN TENTANG SEMBAHYANG Barangsiapa menyembah NAMA TANPA MAANA bahawasanya ia KUFUR Barangsiapa menyembah MAANA TANPA NAMA bahawasanya ia MUNAFIK Barangsiapa menyembah NAMA DAN MAANA dengan HAKIKAT MAKRIFAT mereka itulah MUKMIN sabenar benarnya t Barangsiapa meninggalkan NAMA DAN MAANA bahawasanya mereka itulah ARIFBILLAH Solah Daim itu ialah solah tanpa huruf tanpa suara tanpa apa apa perbuatan. Ianya ialah kerja HAYAT atau kerja HIDUP. Yang Hidup itu ialah NURULLAH atau Nur Muhammad yakni Nyawa. PENGERTIAN ALLAH DAN NABI MUHAMMAD MUSTAFFA RASULLULLAH NABI Adapun Tubuh Nabi Muhammad itu yang zahir ialah AF’AL daripada ZAT Adapun nyawa Nabi Muhammad itu SIFAT daripada ZAT ALLAH. SIFAT Adapun SIFAT itu NYAWA kepada Muhammad MUSTAFFA – Adapun hati Mustaffa itu ASMA’ daripada ZAT ALLAH. ASMA’ Adapun ASMA’ itu Nama NamaNya. AF’AL Adapun AF’AL itu Tubuh Nabi namanya AF’AL. RASULLULLAH – Adapun Rasullullah itulah SIRR daripada ZAT ALLAH SWT. ZAT Adapun ZAT itu TUHAN, Rahsia pada Nabi, Cahaya Ilmu Kalam – SIRRULLAH namanya Inilah kita bertuhan pada Allah dengan 4 syarat yakni - Pertama ZAT ALLAH itu Tuhan pada kita Kedua SIFAT ALLAH itu NYAWA pada kita Ketiga ASMA’ ALLAH itu HATI pada kita Keempat AF’AL ALLAH itu TUBUH pada kita. Dan TAJALLI Af’al Allah pada Tubuh kita dan Tajalli Asma’ Allah pada Hati kita dan Tajalli Sifat Allah pada Nyawa kita dan Tajalli Zat Allah pada Sirr kita yakni sebenar-benarnya RAHSIA kita adanya. ASAL RUKUN 13 DIDALAM SOLAT. Inilah asal Rukun 13 yang wajib diketahui dalam melakukan Solat. Adapun Rukun Solat itu datangnya daripada ALLAH – BAPA dan IBU. DATANG DARIPADA ALLAH – 5 PERKARA. 1 Niat 2 Nyawa 3 Wujud 4 Nafas 5 Af’al Yaitu didalam bentuk Merasa – Mencium – Menjamah – Melihat & Mendengar DATANG DARIPADA BAPA – 4 PERKARA 1 Tulang 2 Kuku 3 Rambut 4 Rupa DATANG DARIPADA IBU – 4 PERKARA 1 Darah 2 Daging 3 Otak 4 Lendir Terhimpun menjadi 13 . maka jadilah Rukun 13 perkara melakukan SOLAT setiap hari memulangkan sekalian HAKNYA sebagai ISI AMANAH yang dipertaruhkan kepada kita. YANG MATI – YANG HILANG – YANG TINGGAL – YANG PULANG YANG MATI itu ada 6 perkara yakni – Wujud – Anggota – Hawa – Nafsu – Gerak & Diam. YANG HILANG pula ada 4 perkara yakni Darah – Daging – Tulang & Kulit YANG TINGGAL itu ada 2 perkara yakni Iman & Taat YANG PULANG ada satu sahaja yakni NYAWA. Pulang keempunyanya keasalnya HENING – QASAD – TAQRID & TA’YUN HENING itu apa ? Adapun HENING itu tiada dapat menyerupai dengan CAHAYA yang lain. Adapun JERNIH itu apakala tertenung lantas 7 petala langit dan 7 petala bumi. Maka dalam cahaya yang HENING JERNIH itu yang terang benderang itulah CAHAYA PUTIH SIFAT saperti terlebih putih daripada kapas bersifat saperti SIFAT KITA. Ada tanda pada DAHI kita tersurat NAMA ALLAH. Inilah RUH NABI kita Maka dalam ZIKIR ALLAH syaratnya terhapus sekalian diri dengan keadaan diri kita yang kehambaan bagi RUH NABI saw yang dikatakan sebenar-benar SIFAT ALLAH NUR MUHAMMAD namanya. Dan cahaya terang benderang hening jernih itulah CAHAYA ZAT ALLAH adanya. Wallah Hu Alam. QASAD Adapun QASAD itu MENYATAKAN NIAT tiada huruf dan tiada suara. Yang ada huruf dan suara BUKAN NIAT tetapi ADOM ADAM Adapun yang sebenar-benarnya NIAT yang tiada huruf dan tiada suara itu ialah ZAT ALLAH. Inilah NIAT yang sebanar-benarnya. Asal Niat dan tempat niat pada zahirnya ialah kita yang berniat tetapi sebenarnya ialah TUHAN YANG MUTLAK yang bersifat WAJIBUL WUJUD KHALIQ AL ALAM lagi ber-Sifat KAMIL MUKAMIL. TA’RID Adapun TA’RID itu MENYATAKAN FARDHU. Yang sebenar-benarnya Fardhu itu ialah TAJALLI SIFAT ALLAH ertinya NYATA SIFAT ALLAH itu NUR MUHAMMAD AIN SABITAH pun ia juga namanya, UJUD IDHAFI dan INSAN pun ia juga. Inilah sebenar-benarnya FARDHU itu. Asal Fardhu ialah RUH NABI MUHAMMAD saw tempat Tajalli sekalian Ruh Adam itu. Sebab dikatakan ASAL FARDHU yang sebenarnya kerana sekalian nyawa itu tajalli daripada NUR MUHAMMAD saperti kata HADITH QUDSI - ANA MINALLAH HU KUL LII SHAI IIN MINAN NUR yang bermaksud Daku daripada Allah manakala segala sesuatu atau cahaya alam ini daripada cahayaku. ANA MINALLAHU WAL ANBIYA 

 tidak jelas = fakir yang bermaksud - Aku daripada Allah sekalian anbia’ daripada aku. ANA MINALLAHU WAL MUKMINI NAA MIN NI Aku daripada Allah dan segala / semua mukminin daripada aku Inilah sebabnya dikatakan MUHAMMAD itu BAPA SEKALIAN RUH dan ADAM itu BAPA SEKALIAN TUBUH / JASAD. Inilah juga sebab kenapa dikatakan yang Fardhu PADA KITA ITU NYAWA. Nyawa itu PEMERENTAH BADAN. Jika tidak digerak oleh Nyawa tidak bergeraklah badan. Wallah hu Alam. TA’YUN Adapun TA’YUN itu menyatakan WAKTU Zuhur, Asar dan lain lain lima waktu itu. Adapun yang sebenarnya NYATA AF’AL ALLAH SWT pada Jasad Adam yaitu Tubuh kita ialah ALAMM RUH YANG KASAR. Itulah sebenarnya TA’YUN yakni sebenar benar NYATA. TAUHID TAKBIRATUL IHRAM TI Adapun syarat TI itu hendaklah HADIR MATA HATI SYAHADAT KE ZAT ALLAH SWT. Sebelum takbir kita NIATKAN didalam Hati yang kita MEMULANGKAN SEKALIAN PANCAINDERA yang dikurniakan kepada kita kepada Allah = fakir Niatnya ialah Tiada pendengaranku hanya ia pendengaran Zat Allah tiada penglihatanku hanya ia tiada huruf tiada suara hanya ia tiada ciukmku hanya ia tiada gerak dan diamku hanya ia. HAKIKAT ZAT AF’AL – HAKIKAT SOLAT Adapun ertinya SOLAT sebenarnya YANG MENYEMBAH ITU HAMBA, YANG DISEMBAH ITU TUHAN. Yang menyembah itu FANA’ – yang disembah itu BAQA’. Maka sihamba PULANG KEPADA ADOMNYA. Maka KEKALLAH TUHAN semata-mata pada SUHUD pandangan = fakir kita. Yang Menyembah dan Yang Disembah pun ia juga. Yang memuji = DIA Yang Dipuji pun DIA juga kerana Allah SWT Memuji DiriNya sendiri melalui lidah makhlukNya Insan Maka hamba itu tetaplah FANA’ sebab ditilik sekalian keadaan dirinya habis terpulang kepada Allah – Ilmu, hayat, Kudrat, Iradat, Sam’, Basar, Kalam . Yang ada pada dirinya adalah SIFAT ZAT ALLAH semata-mata. Adapun Tuhan itu tiada diatas, tiada dibawah, tiada dihadapan, tiada dibelakang tiada dikanan mahupun dikiri. TIADA HAMBA TIADA TUHAN YANG WUJUD HANYA ZAT ALLAH WAJIBUL WUJUD. MEMULANGKAN AMANAH. Hadith Qudsi yang bermaksud - 1 TUKARKAN CAHAYA DIRIMU KEPADA CAHAYA TUHANMU 2 MATIKAN DIRI KAMU SEBELUM KAMU MATI Adapun maksud MATIKAN itu ialah MEMULANGKAN AMANAH ALLAH yang ditanggungkan kepada kita. Amanah Allah itu ialah WUJUD KITA YANG KASAR Jasad dan Yang Menanggung Amanah itu ialah WUJUD KITA YANG BATIN yakni Nyawa dan YANG MENGAMANAHKAN itu ialah ZAT ALLAH. Adapun SYARAT Memulangkan Amanah Allah itu ialah tatkala kita mengatakan ALLAH itu tarik nafas kita dari dalam FUAD hingga sampai kealam QUDDUS. Alam itu UBUn UBUN dan makam KAB FUSAIN yaitu antara dua bulu kening. Maka kita tahankan hingga kuat sekalian alam kita merasa hapus wujud kita yang kasar kepada wujud kita yang batin – hapus wujud yang batin kepada ZAT SEMATA-MATA kepada suhud kita. Maka hapus dan karamlah sekalian SIFAT BASRIAH dalam lautan BAHRUL QADIM hingga nyata Sifat laut semata-mata yaitu Laut Alam Allah. Maka katakanlah ALLAH HU AKBAR . telah fana’ sekalian kelakuan dan diri kita maka nyatalah BAQA’ keadaan ZAT Tuhan semata-mata. Inilah dikatakan SUHUD sehingga sampai kepada SALAM. Adapun SUHUD itu ertinya PANDANG MATA HATI erti Mata Hati ialah pengetahuan Nyawa. Alam Nyawa itulah sebenar-benarnya IMAN. Inilah SIRRULLAH yaitu cahaya Alam Ilmu ZAT ALLAH yang tiada huruf tiada suara Wujud Mutlak yakni Wujud Zat Wajibul Wujud. Dengan ini Jasad kita KAMIL dengan Nyawa kita dan Nyawa Kamil Mukamil dengan ZAT ALLAH DALIL NAQLI – AYAT AL-QURAN Telah ada Aku dalam dirimu – betapa tidak kamu lihat ? SIFAT MAANI & SIFAT MAKNUYAH A DAERAH KITA MENGENAL DIRI YANG KASAR ADAM = JASAD YANG KASAR HIDUP Jasad dengan hidup Nyawa TAHU Jasad dengan tahu Nyawa BERKUASA Jasad dengan berkuasa Nyawa BERKEHENDAK Jasad dengan kehendak Nyawa MENDENGAR Jasad dengan mendengar Nyawa MELIHAT Jasad dengan melihat Nyawa BERKATA Jasad dengan berkata Nyawa B DAERAH KITA MENGENAL DIRI KITA YANG BATIN MUHAMMAD = NYAWA INSAN HIDUP Nyawa dengan HAYAT Tuhan TAHU Nyawa dengan ILMU Tuhan BERKUASA Nyawa dengan KUDRAT Tuhan MENDENGAR Nyawa dengan SAMA’ Tuhan MELIHAT Nyawa dengan BASAR Tuhan BERKEHENDAK Nyawa dengan IRADAT Tuhan BERKATA Nyawa dengan KALAM Tuhan PANDANG WUJUD YANG ESA PADA WUJUD YANG BANYAK ZIKIRNYA HU ALLAH Adapun Allah itu banyak namaNya kerana Nama Allah yang menjadikan Alam dengan limpah Sifat Sifat diatas. Oleh itu Alam ini ialah Hakikat ZAT YANG ESA. DALIL DALIL AL-QURAN WALLAH HU MUHITHU LIL ALAMIN Adapun Allah itu MELIPUTI sekalian Alam LA TATA HAR RAKU ZAR RATUN BI IZ NILLAH Tiada bergerak sesuatu walau sebesar zahrah sekalian melainkan dengan IZIn Allah WA LA HAU LA WALA QUWWA TA ILLA BILLAH Tiada DAYA UPAYA melainkan dengan KUDRAT Allah FA IN NA MA TAL WAL LAU AF SII HIM WAJ JAHULLAH Dimana kamu hadapkan wajahmu disitu Wajah Allah Barang kamu pandang pada ini hingga sampai yang menjadikan janganlah terhenti pandang kamu pada sekalian itu hingga sampai kepada yang Menjadikan yaitu ZAT WAJIBUL WUJUD Jika kamu pandang keadaan diri kamu hendaklah kamu pandang dengan HAYAT Tuhanmu. Jika kamu pandang pengetahuanmu hendaklah kamu pandang ILMU Allah. Apabila kamu pandang kuasamu hendaklah kamu pandang KUDRAT Allah. Begitulah seterusnya dengan pancaindera kamu dan Sifat Sifat MAANI Allah yang lain. Jika tidak demikian halnya sia sialah pandangan itu dan DERHAKA kamu terhadap Tuhan kamu ALLAH – NIAT – AHDAH – WAHDAH – WAHIDIAH ALLAH – Alif – Lam –Lam- Ha ALIF itu AHDIAH ZAT LA TAAYUN pun ia SIRRULLAH pun ia juga. Inilah ASAL NIAT yang tiada huruf dan tiada suara. Inilah USALLI SOLAT artinya Aku Solat Sifatnya NAFSI WUJUD Adapun ALIF itu dalil menyatakan FARDHU . Inilah maknanya ZAT mertabat INSAN dan AHADIAH. Dengan kebesaran ALIF ini maka jadilah LAM yakni dengan kebesaran dan kekayaan SIFAT ZAT ertinya ESA pada pihak TANZIL. LAM AWAL = ALIF DIATAS Adapun ALIF DI-ATAS itu dalil menyatakan SIFAT huruf ALIF diatas. Maka jadilah LAM AWAL maknanya SIFAT SEMATA-MATA mertabatnya WAHDAH yakni TA’AYUN AWAL ertinya NYATA YANG PERTAMA yakni TAJALLI SIFAT ALLAH menjadi NUR MUHAMMAD – AIN SABITAH – WUJUD IDHAFI – INSAN KAMIL pun ia juaga menanggung namaNya ALLAH. Inilah asal FARDHU yang sebenarnya yakni SIFAT MAANI. LAM AKHIR = ALIF DIBAWAH Adapun Alif Di-bawah itu dalil menyatakan ASMA’NYA. Huruf Alif dibawah menjadi LAM AKHIR maknanya ASMA’ mertabat WAHIDIAH yang bernama ALLAH yakni TA’AYUn THANI ertinya NYATA YANG KEDUA maka Tajallilah RUH ADAM dengan kebesaran , kelimpahan Ruh inilah menjadi Tubuh Adam daripada huruf Alif Di-Atas. Maka huruf ini maknanya Zat Alif Di-Atas maka jadilah LAM AWAL maknanya Sifat Alif dibawah. Maka jadilah LAM AKHIR maknanya ASMA’ ALIF didepan. Maka jadilah maknanya AFAL . Maka 4 huruf itu empat Sifat Alif Lam Lam Ha ALLAH HU AKBAR ALLAH – Alif – Lam – Lam – Ha – Empat Sifat ALIF = ZAT LAM AWAL = SIFAT LAM AKHIR = ASMA’ HA = AF’AL AKBAR – Alif – Kaf – Ba – Ra ALIF = KAHAR KAF = JAMAL BA = JALAL RA = KAMAL ALLAH = GHAIBUL GHUYUB ALIF = LA TA’AYUN = MERTABAT ZAT LAM AWAL = TA’AYUN AWAL = NUR MUHAMMAD = RUH LAM AKHIR = TA’AYUN THANI = MERTABAT ADAM = NYAWA HA = MERTABAT TUBUH = JASAD ZAT DIRI YSNG BERDIRI SENDIRI .Wujudnya di Alam LAHUT. Zikirnya AH Alif Ha AH . Ilmunya KAMAL YAKIN SIFAT DIRI DENGAN ZAT. Wujudnya Alam JABARUT. Zikirnya HU HU. Ilmunya HAQ QUL YAKIN ASMA’ DIRI YANG TERPERI. Wujudnya di Alam MALAKUT. Zikirnya ALLAH 3 x . Ilmunya – ILMU YAKIN AF’AL DIRI YANG TAJALLI. Wujudnya diAlam SAHADAH. Zikirnya LA ILA HA ILLALLAH. Ilmunya – ILMU YAKIN. Jelaslah kewujudan itu sebagai PENZAHIRAN KEBESARAN diriNya. Dengan wujud itu terzahir pula segala KEINDAHAN JAMAL Allah namanya. Lantas terzahir pulalah CAHAYANYA yang menerangi segala Keindahan itu JALAL ALLAH namanya dengan KEAGUNGAN itu sempurnalah sudah sebagai Kenyataan ALLA HU AKBAR. DARI 
 Manuskrip ILMU & MAKRIFAT TOK GURU PERAMU – ENTRI KEENAM BELAS 16 – TERAKHIR. HAKIKAT FATIHAH




.Ia Menyatakan DIRI BISMILLAH



.. Menjadi ia diriNya AR-RAHMAN itu Ya Muhammad , engkau jua keadaan YA RAHIM itu. Ya Muhammad engkaulah kekasihKu. Tiada yang lain. ALHAMDULULLAH

. Ya Muhammad yang membaca Fatihah itu Aku. Yang memuji itu pun Aku. Alhamdulillah itu Ya Muhammad Solatmu ganti SolatKu tempat memuji DiriKu sendiri. RABBUL ALAMIN




. Rabbul Alamin itu Aku Tuhan Sekalian Alam. AR RAHMAN – AR – RAHIM


.. Ya Muhammad yang membaca Ftihah itu Aku yang Memuji itu pun Aku juga. MALIKIYAU MID DIIN



.. Ya Muhammad Aku Raja Yang Maha Besar
engkaulah kerajaannya. IYYA KANA’ BUDU




. Ya Muhammad yang solat itu Aku. Aku memuji DiriKu Sendiri.. WA IYYA KAA NAS TAA IIN
. Ya Muhammad tiada kenyataanKu jika engkau tiada
 IH DI NAS SII RATAL MUSTAAQIM
 Ya Muhmammad Awal dan Akhir itu Aku SIRATAL LAZI NA AN AM TA ALAI HIM.. Ya Muhammad sebab Aku sukakan engkau ialah engkau itu kekasihKu. GHAI RIL MAGHDU BI ALAI HIM.. Ya Muhammad Aku jadi Pemurah padamu kerana engkau itu kekasihKu WA LAD DHAL LIN
 Ya Muhammad jika tiada Aku maka tiadalah engkau.. AMIN.. Ya Muhammad Rahsiamu itu Rahsia Aku. Yakni yang disembah itu tiada suatu juapun didalamnya melainkan Tuhanku. Maka apabila Solat ghaiblah didalamnya . Apabila ghaib ESA-lah ia dengan Tuhannya. Yang Solat itu tiada dengan lafaz dan maknanya dengan citarasa yang solat amat rapat kepada Zat Yang Esa dengan kata ALLA HU AKBAR. Maka barangsiapa masuk didalam Solat tiada SERAH Tubuh dan Nyawa-nya maka kekallah Sifat dengan Tuhannya – tiada mengesakan dirinya dengan Tuhannya. Sabda Nabi saw - Tatkala kamu Takbiratul Ihram membuangkan lafaz dan makna melainkan Wujud Mutlak NOTE Semua catatan/tulisan ini perlu di gurukan kepada ahlinya jangan paktekkan sendiri, cari guru Toriqot supaya mendapat bimbingan yang betul
4 Berdoa. Untuk mendapatkan ilmu laduni, tentu membutuhkan khasiat sebuah doa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah. Untuk berdoa pun harus dibarengi dengan niat yang ikhlas. Intinya adalah bahwa ilmu dari Allah ini dapat diusahakan, namun orang yang mengamalkannya harus memenuhi syarat sebagaimana kunci laduni yang telah disebutkan di atas. Rahasia huruf yang terkandung dalam Alquran, secara tegas Rasulullah tidak pernah menjelaskan rahasia ini. Hanya saja beliau mengisyaratkan bahwa di dalam Alquran itu jika diringkas, inti Alquran itu adanya dalam surat Al Fatihah sehingga disebut ummul qur’an, 
 kemudian oleh ulama sufi di kembangkan menjadi suatu ilmu dalam mencari hakikat huruf atau firman 
. Mungkin cara yang ditempuh oleh para guru-guru sufi sering kali membuat bingung pengamat, sehingga mereka dianggap orang yang mengada-ada dalam beragama. Sebenarnya tidaklah demikian, 
 saya sendiri bukanlah penganut faham ajaran para sufi tentang rahasia huruf yang mereka kemukakan. Akan tetapi saya hanyalah orang yang mencoba mengerti methode yang di sampaikan sebagai pendekatan ilmu, 
 agar sang murid mudah memahami dalam arti hakikat. Bagi saya hal itu sah saja, karena di dalam memberikan pengertian arti tersembunyi sangatlah sulit, sehingga mereka mempunyai cara yang indah untuk memudahkan dalam memberikan arti rahasia ketuhanan dengan sederhana. Hal ini saya ungkapkan agar para pengamat tidaklah mencurigai ajaran para sufi ini. Mari kita fahami rahasia huruf ini dengan pengertian kita sekarang
. Huruf adalah sebuah rumus yang pada mulanya tidak memiliki arti apa-apa, 
 kemudian tersusun menjadi sebuah kata dan susunan kata menjadi sebuah kalimat dari kalimat terkandung sebuah pengertian, 
 dan pengertian itu bukanlah sebuah kalimat !! Kalau kita perhatikan sebelum ada kesepakatan manusia mengenai rumusan huruf, huruf adalah sebuah artikulasi yang timbul dari dorongan udara yang terhalang oleh pita suara pada tenggorokan, sehingga menghasilkan bunyi 
 kata ADUH !! AU !! bukan sebuah kalimat tetapi mengandung sebuah pengertian menunjukkan rasa sakit atau terkejut. Seandainya rumus-rumus itu tidak ada maka huruf, kata, kalimat pun tidak ada, 
 akan tetapi walaupun rumus-rumus huruf tidak ada, namun hakikat pengertian dalam diri manusia tetap ada. Anda akan menemukan bahasa yang sama pada diri manusia seluruh dunia yaitu bahasa jiwa, yang tidak berhuruf, tidak bersuara, tidak bergambar. Maka benarlah jika demikian bahwa Alqur’an itu awalnya adalah bahasa wahyu bahasa Allah laa shautun wala harfun tidak berupa suara dan bukan berupa huruf yang di-translate kedalam bahasa manusia yaitu bahasa Arab !! Pada saat itu Rasulullah hanya mengerti dengan jelas apa yang telah turun kedalam jiwanya. Bahasa Allah itu berupa ilham / wahyu, menurut kamus bahasa Arab dalam Munzid, ilham itu berarti memasukkan pengertian kedalam jiwa orang itu dengan cepat. Dikehendaki dengan cepat, ialah dituangkan sesuatu pengetahuan-pengetahuan ke dalam jiwa dalam sekaligus dengan tidak lebih dahulu timbul fikiran dan muqadimat-muqadimatnya, 
 seperti binatang lebah, ketika menerima wahyu dari Allah, binatang itu tidak mengenal huruf, akan tetapi mereka mampu menangkap ajaran Allah ketika Allah menginstruksi-kan membuat rumah-rumahnya yang indah dan tersusun rapi dan cerdas ! Pengertian itu tidak terdiri dari rangkaian huruf atau suara. seperti perasaan CINTA dan Perasaan RINDU dan perasaan ini tidak ada tertulis huruf C-I-N-T-A, 
 walaupun anda tidak menggunakan rangkaian huruf dan suara mengapa anda memahami rindu dan cinta itu, 
 akhirnya anda menterjemahkan kedalam bahasa manusia menjadi aku rindu, aku cinta 
. Keadaan ini sangat jelas dan tidak bisa bercampur dengan perasaan lainnya. Cinta itu sangat jelas tempatnya bahkan anda mampu menceritakan dengan bahasa yang lugas. Inilah rahasia firman Allah yang akan diungkapkan oleh ulama sufi dalam bahasa yang indah dan dimengerti oleh murid-muridnya. Selanjutnya setelah anda mengerti akan uraian saya diatas maka marilah kita membahas maksud pertanyaan saudara mengenai rahasia huruf dalam Alqur’an. Alquran mengandung 6666 ayat, terhimpun dalam AL FATIHAH dan Al fatihah pula terhimpun dalam BISMILLAHIRRAHMAN NIRRAHIM dan bismillahirrahman nirrahim terhimpun dalam Alif, sedangkan ALIF terhimpun dalam BA’ dan pada Ba’ terhimpun pada titiknya. Pada titik inilah awal mula semua kejadian bentuk huruf
. Hampir mudah sekarang kita memahami maksud rumusan diatas, karena kita tahu bahwa Al qur’an itu adalah firman Allah mengandung seluruh perintah dan larangannya, tata hukum dan sejarah bangsa-bangsa manusia, 
 pada seluruh rangkaian firman sebanyak 30 juz itu ternyata terangkum dalam ummul qur’an Al fatihah. Pada ummul qur’an menyimpulkan inti ajaran Alquran Tentang masalah ketuhanan yaitu sifat af’al dan Dzat Allah
Dialah Allah yang memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Tidak ada yang berhak menyandang pujian kecuali Dia Dia lah tempat segalanya bergantung Karena Dia adalah penguasa alam semesta Kepada-Nya manusia memohon pertolongan dan petunjuk Demikianlah kesimpulan maksud ummul Qur’an, yaitu berserah dan menerima Allah serta bersandar kepada yang Maha menguasai alam dan diri manusia. Berarti dari rangkaian ayat-ayat dalam Al fatihah adalah tertumpu pada huruf ba’ dalam tata bahasa Arab sebagai ba’ sababiyah, artinya semua yang ada berasal dari huruf ba’ dengan sebab ismi nama. Kalau di pisah bi- ismi- Allah bismillah semua yang ada karena sebab adanya Asma, pada Asma terdapat yang memiliki Asma yaitu Dzat, ini terangkum dalam arti titik, karena titik baru bersifat Kun jadilah maka terjadilah segala sesuatu. Karena kun-Nya yang dilambangkan dengan titik, merupakan asal dari segala coretan huruf berasal dari titik-titik yang beraturan menjadi garis, garis menjadi bentuk atau wujud. Sedangkan dzat tidak berupa titik karena titik masih merupakan sifat dari pada DZAT !! artinya Kun Allah bukanlah DZAT, karena Kun kalam / wahyu adalah sifat dari pada Dzat, bukan Dzat itu sendiri, 
 sehingga arti titik adalah akhir dari segala ciptaan, pada titik ini terkandung ide-ide yang akan tergores suatu bentuk dan pada wilayah inilah yang dimaksud para kaum sufi sebagai Nur Muhammad cahaya terpuji, karena segala sesuatu akan memuja dan mengikuti kehendak Dzat, dan Dzat berkata melalui Kun-Nya, maka jadilah semuanya. Hal ini juga terurai dalam filsafat yang menunjukkan arti hidup, diurai dalam makna yang berbeda, akan tetapi mempunyai kandungan pengertian yang hampir mirip dengan uraian saya diatas. Seorang guru besar mengajarkan kepada anaknya hal berikut Ambilkan aku buah pohon itu disana itu Sang murid menjawab, Ini dia yang mulia 
.Belah dua-lah terbelah, yang mulia Apakah yang kamu lihat ?Saya melihat biji yang amat kecil Belah dua-lah salah satu dari padanya Dia sudah terbelah, yang mulia Apakah yang kamu lihat didalamnya ? Tidak ada sesuatu apapun, yang mulia Sang guru berkata Yang halus ialah unsur hidup Yang tak tampak olehmu Dari yang halus itulah sebenar yang ada Yang dari padanya sekalian ini terjadi Itulah hakikat yang sejati, Itulah hidup Itulah kamu 

 Dari sebuah biji, terangkum ide-ide yang akan terjadi, 
 nanti akan ada sebuah akar yang menjulur, daun-daun yang hijau, batang yang kokoh serta buahnya yang ranum. Dan itu terangkum dalam sesuatu yang tak terlihat, yaitu hakikat hidup Syekh An Nafiri menguraikan masalah huruf ini dalam kitab Raaitullah Aku telah Melihat Allah. Beliau dalam pembahasan masalah hakikat juga menggunakan huruf’ sebagai lambang segala sesuatu tercipta untuk mengungkapkan bahwa dzat itu bukanlah sebuah apa yang bisa digambarkan, sebab segala sesuatu yang masih bisa digambarkan disebut dengan huruf. Huruf dirangkai menjadi perkataan, dari perkataan menjadi pendapatan, pendapatan bersama dengan perkataan akan menjadikan bilangan. Pendapatan disatukan dengan bilangan perkataan, dan bilangan perkataaan disatukan dengan bilangan pendapatan menimbulkan kekuatan magis, dan atas dasar hukum peringatan hal yang demikian adalah masuk dalam kekufuran. Hukum bilangan kata adalah hukum bantah-membantah sengketa yang satu berlawanan dengan yang lain, hal mana membawa kepada kepiluan dan kecemasan, hal yang demikian adalah kemustahilan belaka dan menjadikan ketegangan dan keguncangan. Asma nama-nama dan sifat-sifat dan Af’al perbuatan-perbuatan adalah hijab belaka atas Dzat ilahiat. Karena sesungguhnya Dzat ilahiat itu tidak dapat menerima pembatas. Dzat ilahiyat itu berada pada tingkat ketinggian, sedangkan pelepasan penanggalan tajrid dan Asma dan Ilahiyat adalah urut-urutan yang menurun. Asma dengan Dzat Asmanya berdiri tanpa perbuatan Kesimpulan dari semua keterangan diatas adalah Para sufi ingin memudahkan dalam pencaharian Tuhannya melalui firman dan ciptaannya
.Secara berurutan terurai sebagai berikut 
Alam adalah firman Allah yang tak tertulis ayat-ayat kauniyah, dan Alqur’an adalah ayat-ayat kauliyah 
Semua alam semesta tergelar atas Asma Allah bismillah Asma terkandung kehendak 
Kehendak terkandung dalam sifat
Sifat terkandung dalam Af’al. Af’al terkandung pada Dzat Semua itu adalah hijab, karena asma, sifat, af’al bukanlah dzat itu sendiri 
 itulah yang dimaksud para sufi bahwa segala yang tergambarkan adalah HURUF, dan merupakan hijab, 
 dan Dzat berada dibalik TITIK 
 dzat tidak bisa digambarkan oleh sesuatu, 
 untuk mengetahui Dzat Allah harus menyingkirkan huruf dan titik, karena itu adalah hijab !! Demikian semoga Allah membuka hati kita amin
RAHASIASEGALA RAHASIA: AJARAN SUFISTIK SYAIKH YUSUF MAKASSAR. Perpusnas Press . I. Ratu Bangsawan. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 37 Full PDFs related to this paper.
Ketahuilah bahwa kunci makrifat kepada Allah adalah mengenal jati diri dan mengetahui hakikat nafsu. Hal ini sejalan dengan firman Allah, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di seluruh penjuru bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tadak cukupkah bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? QS Fushilat [41] 53. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda, “Siapa saja yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal tuhannya.” Artinya, tidak ada yang lebih dekat dengan kita kecuali diri kita sendiri. Sehingga ketika kita tidak mengenal diri sendiri, bagaimana mengenal tuhan kita? Namun, maksud “mengenal diri” di sini bukan mengenal diri dalam pengertian biasa. Boleh jadi ada orang yang berkata, “Saya sudah mengenal diri saya,” namun maksudnya adalah mengenal diri secara zahir atau fisiknya saja, yang terdiri dari tubuh, tangan, kaki, kepala, dan seterusnya. Sementara sesuatu yang ada di balik tubuh tidak diketahui, dimana ketika marah dia ingin memusuhi, ketika berhasrat dia ingin menikah, ketika lapar dia ingin makan, ketika haus dia ingin minum, dan seterusnya. Pada tingkatan ini, kita sama dengan hewan atau binatang. Karena itu, kita harus mengetahui hakikat diri kita yang sesungguhnya, sehingga kita tahu, terdiri dari apa diri kita, dari mana diri kita berasal sehingga sampai di tempat ini, untuk apa kita diciptakan, karena apa kita berbahagia, dan karena apa kita sengsara? Ketahui pula bahwa dalam diri kita terkumpul sifat-sifat kebinatangan, sifat-sifat hewan buas, sifat-sifat setan, dan sifat-sifat malaikat. Pantaslah Allah menyatakan dalam Al-Quiran, Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya, QS As-Syams [91]8. Semakin jauh dari sifat-sifat kebinatangan, semakin jauh dari sifat-sifat setan, dan semakin dekat dengan sifat-sifat malaikat, maka semakin luhur derajat kita sekaligus semakin dekat dengan kebahagiaan hakiki. Makanya manusia harus tahu yang diinginkan oleh sifat-sifat tersebut, apa saja makanannya, dan di manakah letak kebahagiaan masing-masing. Kebahagiaan hewan terletak pada makan, minum, tidur, dan kawin. Jika kita tergolong mereka, maka yang kita pentingkan tentunya adalah isi perut, tidur, dan pasangan. Kemudian kebahagiaan hewan buas terletak pada memukul dan mencabik-cabik tubuh lawan atau mangsa. Kemudian kebahagiaan setan terletak pada perbuatan tipu daya dan berbagai keburukan. Jika kita bagian dari mereka, maka lakukanlah perbuatan-perbuatan tersebut. Sementara kebahagiaan malaikat terletak pada menyaksikan keindahan hadirat Allah. Tidak ada jalan sedikit pun bagi para malaikat untuk marah atau memenuhi keinginan syahwat. Jika kita merasa satu tujuan dengan para malaikat, maka berusahalah mengetahui jati diri sendiri agar bisa mengenal Allah dan berhasil menggapai kebahagiaan yang hakiki nan abadi. Sebab, kebahagiaan yang hakiki berada di sisi Dzat Yang Abadi, menyaksikan keagungan dan keindahan-Nya tanpa penghalang apa pun. Pada saat yang sama, kita harus berusaha mengenali sifat-sifat yang dominan pada diri kita, membebaskan diri dari sifat-sifat hewan dan setan, menjauhkan diri dari tipu daya nafsu dan amarah, dan mendekatkan diri dengan sifat-sifat para malaikat. Namun, hal ini tidak boleh dipahami bahwa kita tidak boleh makan, minum, tidur, dan kawin dengan pasangan, melainkan menjadikan nafsu sebagai tahanan kita, bukan kita yang menjadi tawanannya. Sebab, Allah menciptakan nafsu untuk melestarikan kehidupan kita, bukan untuk menghancurkan kehidupan. Maka jadikanlah nafsu di belakang kita, bukan di depan kita. Jadikan nafsu sebagai kendaraan kita mencapai tujuan, bukan untuk menggagalkan tujuan. Setibanya di tujuan, letakkanlah kembali nafsu pada tempatnya, yakni di bawah kendali makrifat, hati, dan akal sehat kita. Fokuslah pada tempat dan sumber kebahagiaan, yakni Allah swt. Sebab, itulah tempat kebahagiaan hakiki dan abadi. Siapa pun yang menginginkan kebahagiaan itu haruslah mengetahui hakikat dirinya dan makrifat kepada Tuhannya. Demikian penjelasan tentang kunci makrifat kepada Allah dan kebahagiaan hakiki sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Ghazali Lihat Kimiya as-Saadah, hal. 124. Penulis M. Tatam Wijaya Editor Mahbib
Jadisudah sangat jelas., hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah tersebut.. 2. Adanya Pemahaman dasar ILMU MA'RIFATTULLAH yaitu MEMAHAMI HAKEKAT MANUSIA dan MENGENAL DIRI SEBENAR-BENARNYA DIRI. 3. Adanya Pemahaman yang mendalam di dalam ILMU MA'RIFATTULLAH , yaitu BERTEMU DENGAN ALLAH. 4.
MENGAPA ILMU MAKRIFAT HARUS DIRAHASIAKAN ? Ilmu Makrifat tidak boleh di ajarkan kepada yang bukan ahlinya, Nabi melarang dengan tegas. Karena Allah itu ghaib, maka perkara ini termasuk perkara yang dilarang untuk menyampaikannya dan haram pula dipaparkan kepada yang bukan ahlinya orang awam, sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadist Nabi bersabda وَŰčÙŽŰ§ŰŠÙÙŠÙ’Ù†Ù مِنَ Ű§Ù„Ù’Űčِلْمِ Ű§ÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ű§ Ű§ÙŽŰ­ÙŽŰŻÙ Ù‡ÙÙ…ÙŽŰ§ ÙÙŽŰšÙŽŰŽÙŽŰȘْŰȘُهُ لَكُمْ ÙˆÙŽŰ§ÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ű§Ű§Ù’Ù„ŰŁÙŽŰźÙŰ±Ù ÙÙŽÙ„ÙŽÙˆÙ’ŰšÙŽŰ«ÙŽŰȘْŰȘُ ŰŽÙŽÙŠÙ’ŰŠÙ‹Ű§ مِنْهُ Ù‚ÙŽŰ·ÙŽŰčَ Ù‡ÙŽŰ°ÙŽŰ§Ù„Ù’Űčُلُوْمَ ÙŠÙŽŰŽÙÙŠÙ’Ű±Ù Ű§ÙÙ„ÙŽÙ‰ Ű­ÙŽÙ„Ù’Ù‚ÙÙ‡Ù Artinya “Telah memberikan kepadaku oleh Rasulullah SAW dua cangkir yang berisikan ilmu pengetahuan, satu daripadanya akan saya tebarkan kepada kamu. Akan tetapi yang lainnya bila saya tebarkan akan terputuslah sekalian ilmu pengetahuan dengan memberikan isyarat kepada lehernya. Ű§ÙŽÙÙŽŰ§ŰȘُ Ű§Ù„Ù’Űčِلْمِ Ű§Ù„Ù†ÙÙ‘ŰłÙ’ÙŠÙŽŰ§Ù†Ù ÙˆÙŽŰ§ÙŰ¶ÙŽŰ§ŰčَŰȘُهُ Ű§ÙŽÙ†Ù’ ŰȘÙŽŰ­ÙŽŰŻÙŽÙ‘Ű«Ù’ ŰšÙÙ‡Ù ŰșÙŽÙŠÙ’Ű±Ù Ű§ÙŽÙ‡Ù’Ù„ÙÙ‡Ù Artinya “Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila anda ajarkan kepada yang bukan ahlinya.” Para sufi juga mengatakan وَلِلَّهِ Ù…ÙŽŰ­ÙŽŰ§Ű±ÙÙ…ÙŒ ÙÙŽÙ„Ű§ÙŽ ŰȘَهْŰȘÙŽÙƒÙÙˆÙ’Ù‡ÙŽŰ§ Artinya “Bagi Allah itu ada beberapa rahasia yang diharamkan membukakannya kepada yang bukan ahlinyah”. Banyak orang yang sudah belajar ilmu makrifat namun kadang dengan begitu mudahnya menceritakan ilmu yang dipelajarinya kepada orang lain tanpa melalui proses pengijazahan atau lewat mursyid guru yang ahli, sehingga tak sadar ilmunya justru hilang, dan disaat ajalnya tiba dia justru tak mendapat hidayah bertemu dengan Rabbnya sehingga kematiannya masuk kedalam golongan kematian syariat, hancur tubuhnya di dalam kubur dan mengalami siksaan karena pertanyaan Mungkar dan Nakir tak bisa terjawab olehnya, Masya Allah ILMU FIQHI DAN ILMU SYARIAT TIDAK BOLEH DIRAHASIAKAN Adapun Ilmu Fiqhi tak boleh disembunyikan karena itu merupakan landasan yang paling wajib agar manusia bisa beriman kepada Allah, menyembunyikan ilmu fiqhi hukumnya adalah neraka, Ilmu fiqhi boleh diajarkan kepada siapapun, dalilnya Adapun tentang Ilmu Fiqih atau Syariat Nabi bersabda ŰšÙŽÙ„ÙÙ‘ŰșÙÙˆÙ’Ű§ Űčَنِّى وَلَوْ Ű§ÙŽÙŠÙŽŰ©Ù‹ Artinya “Sampaikanlah oleh kamu walau satu ayat saja”. Adapun Ilmu Fiqih tidak boleh disembunyikan, sebagaimana sabda Nabi SAW مَنْ كَŰȘَمَ ŰčÙÙ„Ù’Ù…Ù‹Ű§ Ù„ÙŰŹÙŽÙ…ÙÙ‘Ù‡Ù Ű§Ù„Ù„Ù‡Ù ŰšÙÙ„ÙŰŹÙŽŰ§Ù…Ù مِنَ Ű§Ù„Ù†ÙŽÙ‘Ű§Ű±Ù Artinya “Barangsiapa yang telah menyembunyikan suatu ilmupengetahuan ilmu syariat akan dikekang oleh Allah ia kelak dengan api neraka”. Beberapa pertanyaan sering terulang tentang mengapa Ilmu Makrifat di rahasiakan. Sebenarnya tak ada satu ilmu pun di dunia ini yang harus di rahasiakan, tetapi yang perlu kita ketahui adalah bahwa dalam menuntut ilmu itu tetaplah punya aturan atau persyaratan. Ibarat bila seseorang ingin belajar di perguruan tinggi atau sekolah maka tak semudah dan segampang atau sesuka hatinya dia masuk perguruan tinggi atau sekolah tersebut lantas menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut dengan sesuka hatinya, tentulah perguruan tinggi atau sekolah punya aturan dalam menerima siswa / mahasiswanya. Bila orang tersebut memenuhi syarat dan kriteria maka layaklah dia diterima sebagai siswa/mahasiswa di perguruan tinggi atau sekolah tersebut. Begitupun bila seorang ingin menimba ilmu Makrifat maka tentu harus punya kriteria dan syarat agar diterima sebagai santri atau murid, Seorang guru makrifat dikenal dengan istilah Mursyid adalah guru yang sudah mendapat amanah dan terpilih secara langsung atau tidak langsung untuk meneruskan ilmu makrifat kepada orang lain, Terpilihnya seseorang jadi mursyid tentu karena orang tsb memiliki syarat dan kriteria baik di mata gurunya mursyidnya maupun di mata Rabb-Nya Tuhan sehingga dia bisa terpilih untuk mewarisi ilmu tersebut agar disampaikan kepada umat manusia. Pemilihan langsung biasa terjadi dari seorang Guru Mursyid kepada muridnya yang kelak akan jadi Mursyid pula, umumnya seorang guru akan mendapat hidayah dari Allah untuk memilih khalifahnya calon Mursyid, Dan kadang pula terjadi pemilihan tak langsung dari seorang guru kepada muridnya yang akan terpilih jadi Mursyid, seorang murid yang terpilih secara tak langsung bisa karena murid tersebut memiliki kriteria dan syarat jadi mursyid sehingga Allah memilih dia untuk meneruskan atau mengajarkan ilmu makrifat kepada umat manusia. Proses pemilihan tak langsung ini bisa terjadi melalui pengalaman batin murid tersebut inilah yang disebut dengan Ilham bila pada diri seorang Nabi disebut wahyu, sehingga berdasarkan pengalaman batinnya maka dia wajib menyampaikan perihal pengalaman batinnya tersebut kepada Guru sebelumnya, maka Guru sebelumnya akan menilainya dan meminta hidayah kepada Rabb Tuhan, maka bila hasil hidayah tersebut sang Guru akan melihat dengan mata bashirahnya mata batinya bahwa muridnya tersebut sudah layak menjadi guru Mursyid pula, maka resmilah sang murid tersebut menjadi Mursyid. Sang Mursyid adalah seorang yang harus mampu menjaga kerahasiaan ilmu makrifatnya dan akan menurunkan ilmu makrifat tersebut kepada umat manusia dalam hal ini yang memenuhi syarat melalui proses Ritual atau Inisiasi atau dalam dunia makrifat biasa dikenal dengan istilah Baiat. Proses penurunan ilmu yang tidak melalui baiat atau inisiasi , maka ilmu tersebut tak akan berkah. Bahkan bisa berkibat fatal baik kepada murid tsb maupun kepada Gurunya. Banyak terjadi seseorang yang sebenarnya bukan guru tapi mengangkat diri jadi guru dan berani mengajar ilmu makrifat tsb, Inilah bahayanya sehingga beberapa orang yang pernah datang belajar kepadanya justru mengalami kekecewaan. Ilmu makrifatulah yang sejati atau yang asli bila diturunkan tanpa melalui proses baiat atau inisiasi maka dapat membuat pengamalnya menjadi tidak waras atau gila bahkan bisa mendapat musibah, hidupnya susah atau lenyaplah ilmu tersebut pada dirinya, dsb, Inilah alasan mengapa ilmu makrifat tersebut terkesan dirahasiakan. Jadi ilmu makrifat yang sejati proses penurunannya haruslah melalui baiat atau inisiasi, dan saat baiat atau inisiasi maka sang mursyid yang sudah mendapat karomah dari Allah akan membuka tabir ismul jalalah atau tabir cahaya ilahi pada diri muridnya, Janganlah pernah berguru ilmu makrifat lewat buku bacaan, buku bacaan adalah sebagai sarana pendukung dan pelengkap saja untuk memahami ilmu makrifat, dan jangan pula berguru ilmu makrifat kepada orang menurunkan ilmu makrifat tersebut bukan lewat inisiasi atau baiat misalnya lewat ceramah, khutbah, diskusi, seminar, dsb , apalagi orang tersebut bukan guru atau Mursyid yang asli, tetapi mengangkat diri jadi Guru, ini banyak terjadi di sekitar kita. Maka ilmu yang dipelajarinya tidak akan berkah dan selamanya akan ngambang, merasa sudah benar dan sempurna tetapi justru tak sadar bahwa setan telah membelokkan dia kejalan yang sesat. Ilmu Ma’rifattullah dipahami dan diamalkan dalam 3 pemahaman , yaitu 1. PEMAHAMAN DASAR , sifat Ilmunya WAJIB FARDHU AIN bagi setiap umat islam yang sudah dewasa dan berakal sehat. 2. PEMAHAMAN YANG MENDALAM,yaitu Pemahaman yang sifatnya mendalam dan hanya di sampaikan kepada yang berhak saja serta tidak di sampaikan secara terbuka kepada khalayak umum. Hukumnya FARDHU KIFAYAH Untuk bisa memahaminya maka harus mendapatkan HIDAYAH ANUGERAH AL HIKMAH surat Albaqarah 269,Allah swt berfirman ; ” ALLAH MENGANUGRAHKAN AL HIKMAH pemahaman yang dalam tentang alquran dan As sunnah kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi AL HIKMAH itu maka ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman allah “ 3. Pemahaman yang RAHASIA DAN DIRAHASIAKAN,yaitu Pemahaman yang sifatnya RAHASIA dan tidak selayaknya disampaikan kepada siapapun kecuali hanya untuk diri sendiri karena ilmunya antara diri dan Allah swt semata. Hanya dengan RAHMAT ALLAH SWT seseorang DITARIK MASUK KEDALAM RAHASIANYA yang di tandai dengan adanya HIDAYAH MENDAPAT NIKMAT LUAR BIASA DARI UJUNG RAMBUT SAMPAI UJUNG KAKI atau mengalami RAHASIA PERJALANAN SPIRITUAL SURAT AL FATIHAH dan menerima ANUGERAH NIKMAT sebagaimana surat Alfatiha ayat 7 “ Jalan orang-orang yang telah Engkau ANUGERAHKAN NIKMAT kepada mereka,bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat “ DARI ABU HURAIRAH ” Aku telah hafal dari Rasulullah dua macam ilmuPertama Ialah Ilmu yg Aku Di Anjurkan Untuk MenyebarluaskanMengajarkan kepada Sekalian Yg Kedua Ialah Ilmu yg Aku Tidak Di Perintahkan Untuk Menyebarluaskanmengajarkankepada Apabila Ilmu Ini Aku Sebarluaskan Niscaya Engkau Sekalian Akan Memotong Leherku. “ Ke RAHASIAAN ini juga dibenarkan oleh Allah swt sebagaimana yang di isyaratkan dalam Alquran surat ke 35 Fatir ayat 32 Ű«ÙÙ…Ù‘ÙŽ ŰŁÙŽÙˆÙ’Ű±ÙŽŰ«Ù’Ù†ÙŽŰ§ Ű§Ù„Ù’ÙƒÙŰȘÙŽŰ§ŰšÙŽ Ű§Ù„Ù‘ÙŽŰ°ÙÙŠÙ†ÙŽ Ű§Ű”Ù’Ű·ÙŽÙÙŽÙŠÙ’Ù†ÙŽŰ§ مِنْ ŰčÙŰšÙŽŰ§ŰŻÙÙ†ÙŽŰ§ فَمِنْهُمْ ŰžÙŽŰ§Ù„ÙÙ…ÙŒ Ù„ÙÙ†ÙŽÙÙ’ŰłÙÙ‡Ù وَمِنْهُمْ مُقْŰȘÙŽŰ”ÙŰŻÙŒ وَمِنْهُمْ ŰłÙŽŰ§ŰšÙÙ‚ÙŒ ŰšÙŰ§Ù„Ù’ŰźÙŽÙŠÙ’Ű±ÙŽŰ§ŰȘِ ŰšÙŰ„ÙŰ°Ù’Ù†Ù Ű§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ű°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ هُوَ Ű§Ù„Ù’ÙÙŽŰ¶Ù’Ù„Ù Ű§Ù„Ù’ÙƒÙŽŰšÙÙŠ Tsumma auratsnaal kitaabal-ladziina-ashthafainaa min ibaadinaa faminhum zhaalimun linafsihi waminhum muqtashidun waminhum saabiqun bil khairaati biidznillahi dzalika huwal fadhlul kabiiru Artinya “Kemudian Kitab itu Alquran kami wariskan kepada orang – orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan ijin Allah , yang demikian itu adalah karunia yang sangat besar “ Wassalam
cv7bOG. 317 94 164 228 291 249 310 279 442

rahasia kunci segala kunci ilmu makrifat