1 Pastikan jenis obat dan jumlah obat yang akan ditulis di SP sudah benar. 2. Pastikan PBF yang dituju sudah benar, alamatnya benar, nomor telepon dan identitas PBF lainnya benar. 3. Pada bagian “Kepada Yth”, diisi Nama PBF, alamat PBF, Nomor telepon PBF. 4. Perhatikan pada kolom yang tersedia, kolom tersebut sebagai berikut : a.
Preskripsi dokter memerlukan ketepatan dosis obat yang diberikan dan pemilihan formula yang tepat pula. Calon dokter harus dapat memahami cara menentukan dosis obat dengan tepat dengan cara perhitungan yang benar dan harus memahami formula resep yang tepat digunakan untuk mewujudkan terapi rasional. DOSIS OBAT DALAM PRESKRIPSI Dosis tepat sangat dibutuhkan supaya efek dari obat optimal dan resiko efek samping sekecil mungkin. Besaran dosis terapi obat biasanya dicantumkan dalam rentangan/kisaran dosis, misalkan 250-500 mg. Rentangan dosis ini menunjukkan kadar obat yang aman yang dapat diberikan dalam praktek pengobatan. Bila dokter memberikan dosis di bawah/ di atas dosis rentangan, maka dapat memberikan efek yang merugikan bagi pasien dan dapat menimbulkan pertanyaan bagi apotek yang menerima resep tersebut. Dosis obat dalam preskripsi adalah besarnya dosisi per kali untuk pasien dan mungkin dalam sehari dapat diberikan beberapa kali sesuai dengan frekuensi pemberian yang tertulis di dalam resep. Penentuan dosis tersebut didapatkan darai dosis terapi dosis lazim yang tercantum dalam literatur. Untuk dosis anak biasanya dicantumkan dengan misalnya 20-40 mg/kg BB/hari. Sehingga perlua adnya penentuan dosis yang cermat bagi anak. Ada beberapa obat yang mencantumkan dosis hanya untuk orang dewasa, sehingga bila obat itu akan diberikan kepada anak maka perlu perhituanan dengan membandingkan dengan dosis dewasa, dengan menggunakan rumus misalkan R. Clark, R. Young, dl CARA MENGHITUNG DOSIS ANAK Ada beberapa cara dalam menghitung dosis anak. Untuk itu, dipilih yang dapat menunjukkan pengetrapan dosis individual. Untuk obat-obat yang mempunyai rentang terapi sempit, maka memerlukan ketelitian yang tinggi dalam menentukan dosis untuk anak. Contoh Hitunglah dosis Amoxycil in untuk anak berumur 4 tahun dengan BB 17 kg Diketahui Dosis Amoxycil in anak di bawah BB 20 kg adalah 20-40 mg/kg BB/ hari diberikan dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam. Untuk dosis dewasa adalah 250-500 mg, diberikan tiap 6-8 jam. Perhitungan 1. Berdasarkan individual dengan ukuran fisik BB 17 X 20-40 mg = 340- 780 mg/hari Bila dipilih diberikan 3X sehari, maka dosis per kali pemberian = 113,33 – 226,67 mg 2. Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus Clark 17/20 X 250-500 mg = 60,71 – 121,43 mg/kali 3. Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus Young 4/16 x 250-500 mg = 62,5-125 mg/kali 4. Berdasarkan dosis dewasa dengan Tabel 5. Anak 4 tahun, BB 13,0-16,3 kg = 23% dosis dewasa = 57,5-115 mg/kali Hasil di atas menunjukkan bahwa cara perhitungan tersebut menghasilkan dosis yang berbeda. Dengan mempertimbangkan kondisi penyakit dan kondisi penderita, maka dokter dapat menentukan besarnya dosis per kali dan per hari dalam resepnya. Misalkan diputuskan memberikan amoxycil in per kali 125 mg Bila frekuensinya 3 kali sehari, maka dosis per hari adalah 375 mg. FORMULA RESEP Ada 3 formula dalam penulisan resep magistrlis, officinalis dan spesialistis. Faktor yang diperhatikan dalam penentuan jenis formula yang akan digunakan 1 ketepatan dosis, 2 stabilitas obat terjamin, 3 kepatuhan pasien, 4 kemudahan mendapatkan obat/sediaan, 5 harga terjangkau FORMULA MAGISTRALIS Formula ini dikenal dengan resep hal ini, dokter selain menuliskan bahan obat, juga bahan tambahan. Bahan tambahan yang ditambahkan tergantung dari sediaan yang di nginkan. Oleh karena itu, penting sekali diperhatikan sifat obat, interaksi farmasetik, macam bentuk sediaan dan macam bahan tambahan yang dapat digunakan serta pedoman penulisan resep magistralis. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam formula magistralis 1. Bahan obat, sedapat mungkin menggunakan bahan baku. Penggunaan sediaan jadi/paten tablet, sirup, dl sering menimbulkan masalah baik dalam pelayanan misalkan tidak dapat halus, tidak homogen, dan tidak stabil maupun kerasionalan terapi antara lain perubahan formula sediaan, perubahan bioaviabilitas obat, perubahan absorbsi, penurunan konsentrasi obat. Pencampuran bahan yang lebih dari satu macam harus dipertimbangkan adanya interaksi farmasetik dan farmakologi dan rasionalitas obat. 2. Bntuk sediaan yang dapat dipilih meliputi serbuk pulveres dan pulvis adspersorium, kapsul, larutan solusio, infusa, suspensi, unguenta, cream dan pasta. 3. Penentuan bahan tambahan corrigen saporis, corrigen odoris, corrigen coloris, dan constituent/vehiculum. Contoh penyusunan resep formula magistralis 1. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. No. 1 Banda Aceh pada tanggal 15 maret 2011, menulis resep formula magistralis dengan bentuk sediaan pulveres puyer sebanyak 10 bungkus, setiap bungkus mengandung paracetamol 120 mg. Puyer ini diberikan kepada Sari 2 tahun, 12 kg dengan aturan pakaibila panas diberikan 3 X sehari, tiap kali satu bungkus KeteranganAmbilkan paracetamol 120 mg dan sacch lactis secukupnya, campur dan buatlah menurut aturan puyer sebanyak 10bungkus, masing-masing bungkus mengandung 120 mg paracetamol dan sacch lactis secukupnya. Tandailah bila panas dapat diberikan 3 X sehari 1 bungkus Keterangan Ambilkan paracetamol 1,2 g dan sacch lactis secukupnya, campur dan buatlah menurut aturan puyer sebanyak 10 bungkus. Tandailah bila panas dapat diberikan 3 X sehari 1 bungkus 2. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. No. 1 Banda Aceh pada tanggal 15 maret 2011, menulis resep formula magistralis dengan bentuk sediaan salep sebanyak 20 gram yang mengandung boric 5% serta menggunakan bahan dasar vaselin album. Salep ini diberikan kepada Tono 20 tahun dengan aturan pakaidiberikan 2 kali sehari, untuk obat luar Resep dengan formula ini berarti obat yang digunakan adalah obat generik dan tersedia dalan sediaan generik BPOM Depkes atau sediaan standar baku Formularium Indonesia. Dengan menggunakan formula ini, berarti dokter sudah tahu komposisi bahan aktif dan kegunaannya. Penulisan ini cepat dan sederhana serta harganya lebih murah. Contoh formula officinalis 1. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. No. 1 Banda Aceh pada tanggal 15 maret 2011, menulis resep dengan menggunakan obat batuk Potio nigra contra tussim, suatu formula standar dalam Formularium Indonesia dan diberikan kepada Bp. Tono dengan aturan pakaibila batuk dapat diminum 4 X sehari satu sendok makan, selama 10 hari Keterangan Dokter munggunakan formula standar dalam Formularium Indonesia. Komposisi obat tersebut Pot nigr. c. tuss. 300 ml Succus liquiritae 10 6 Sol anis 6 Aqua dest. Ad 300 ml Pemakaian 4-5 2. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. No. 1 Banda Aceh pada tanggal 15 maret 2011 menulis resep dengan menggunakan sediaaan generic berlogo salep mata Chlorampenicol 1% dan diberikan kepada Bp. Tono dengan aturan pakai 2 X sehari dioleskan pada mata kanan dan kiri, pagi dan sore Keterangan Dengan resep tersebut, dokter menggunakan formula standar dalam sediaan jadi generik berlogo. Komposisi obat tersebut Ungt. Ophth. Chlorampenicol 1%. Setiap gram salep mata mengandung 10 mg Chlorampenicol, berat tiap tube 5 gram FORMULA SPESIALISTIS Resep yang ditulis dengan formula ini adalah obat paten dari pabrik obat. Kadang pabrik obat membuat obat dengan berbagai sediaan, kekuatan, dan kombinasi obat. Bila penulisan resep ini kurang jelas atau tidak lengkap dapat mengakibatklan kesalahan dalam pelayanan di apotek. Contoh penulisan resep spesialistis 1. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. No. 1 Banda Aceh pada tanggal 15 maret2011, menulis resep dengan menggunakan sediaaan paten Al erin expektorant 120 ml dan diberikan kepada dengan aturan pakai3 X sehari 2 sendok teh volume cairan obat yang diminum adalah 10 ml. 2. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2009 beralamat di JL. No. 1 Banda Aceh pada tanggal 15 maret 2011 menulis resep dengan menggunakan sediaaan paten kaplet Kalmoxicil in 500 mg sebanyak 20 biji dan diberikan kepada Bp. Tono dengan aturan pakai3 X sehari Keterangan Dengan resep tersebut, dokter menggunakan formula spesialistis dan menggunakan obat dengan anam paten. Bentuk sediaan sirup Komposisi Tiap kaplet Kalmoxicil in500 mg mengandung Amoxycil in trihidrat Selain sediaan tersebut, ada pula Kapsul 250mg, suspensi kering 125 mg/5 ml dengan kemasan botol 60 ml, suspensi kering 250 mg/5ml dengan kemasan botol 60 ml,injeksi serbuk1g/vial DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1976, Formularium Indonesia Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Depkes RI Anonim, 1989, Informatorium Obat Generik, Depkes RI, Jakarta Ansel, Introduction to Pharmaceutical Dosage dan Febiger, Philadelphia Gan, Sulistia, dan Terapi, edisi ke-4, FK-UI, Jakarta Osol, Ansel, 1975, Remingtons’s Pharmaceutical PEFARDI JATIM, Pendidikan Berkelanjutan Ilmu Farmasi Kedokteran, PEFARDI, Murnajati Lawang, jatim, 1 november 2002 Keterangan Dengan resep tersebut, dokter menggunakan formula spesialistis dan menggunakan obat dengan nama paten. Bentuk sediaan sirup Komposisi Tiap 5 ml sirup berisi Gliseril guaiakolat 50 mg Natrium sitrat 180 mg Difenhidramin HCl 12,5 mg Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg Kemasan Botol volume 60 ml dan 120 ml
Pemakaian: Diminum sekaligus pada pagi hari, lakukan selama beberapa hari. Baca Juga : Obat Kuat Alami Pria Dewasa Mudah Dibuat Dan Ampuh. Mudah bukan! cara membuatnya, dan bahan-bahannya pun mudah didapat. Jika Anda sebagai seorang suami ingin menambah kejantanan pria yang kuat dan bertenaga, segera buat resep obat kuat tradisional
Preskripsi dokter sangat penting bagi seorang dokter dalam proses peresepan obat bagi pasiennya. Dokter dalam mewujudkan terapi yang rasional, memerlukan langkah yang sistematis dengan moto 5T Tepat obat, Tepat dosis, Tepat cara, dan jadwal pemberian serta tepat BSO dan untuk penderita yang tepat. Preskripsi yang baik haruslah ditulis dalam blanko resep secara lege artis. PENGERTIAN UMUM TENTANG RESEP Resep didefinisikan sebagai permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek APA untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan peratuan perundangan yang berlaku. Resep yang benar adalah ditulis secara jelas, dapat dibaca, lengkap dan memenuhi peraturan perundangan serta kaidah yang berlaku. Contoh resep yang benar Unsur-unsur resep 1. Identitas Dokter Nama, nomor surat ijin praktek, alamat praktek dan rumah dokter penulis resep serta dapat dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam praktek. Biasanya sudah tercetak dalam blanko resep. 2. Nama kota sudah dicetak dalam blanko resep dan tanggal ditulis resep 3. Superscriptio Ditulis dengan symbol R/ recipe=harap diambil. Biasanya sudah dicetak dalam blanko. Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep, diperlukan penulisan R/ lagi. 4. Inscriptio Ini merupakan bagian inti resep, berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang diperlukan dan ditulis dengan jelas 5. Subscriptio Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat BSO dan jumlahnya. Cara penulisan dengan singkatan bahasa latin tergantung dari macam formula resep yang digunakan. Contoh – pulv. X – sol – pulv. No XX da in caps 6. Signatura Berisi informasi tentang aturan penggunaan obat bagi pasien yaitu meliputi frekuensi, jumlah obat dan saat diminum obat, dl . Contoh tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam setelah makan 7. Identitas pasien Umumnya sudah tercantum dalam blanko resep tulisan pro dan umur. Nama pasien dicantumkan dalan pro. Sebaiknya juga mencantumkan berat badan pasien supaya kontrol dosis oleh apotek dapat akurat. TATA CARA PENULISAN RESEP Tidak ada standar baku di dunia tentang penulisan resep. Untuk Indonesia, resep yang lengkap menurut SK Menkes RI No. 26/2981 BAB III, pasal 10 memuat 1. Nama, alamat, Nomor Surat Ijin Praktek Dokter NSIP 2. Tanggal penulisan resep 3. Nama setiap obat/komponen obat 4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep 5. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep 6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan jumlah melebihi dosis maksimum LANGKAH PRESKRIPSI 1. Pemilihan obat yang tepat Dalam melakukan prakteknya, dokter pertama kali harus melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik pada pasiennya untuk menegakkan diagnosis. Setelah itu, dengan mempertimbangkan keadaan patologi penyakit , perjalanan penyakit dan manifestasinya, maka tujuan terapi dengan obat akan ditentukan. Kemudian akan dilakukan pemilihan obat secara tepat, agar menghasilkan terapi yang rasional. Hal yang sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam memilih obat a. Bagaimana rasio manfaat dengan risiko obat yang dipilih b. Bagaimana keamanan efek samping, kontra indikasi obat yang dipilih c. Jenis bahan obat apa bahan baku, formula standar, bahan generik, atau bahan paten yang dipilih d. Pertimbangan biaya/harga obat Dengan mempertimbangkan hal di atas, diharapkan preskripsi obat dokter akan tepat berdasar manfaat, keamanan, ekonomi, serta cocok bagi penderita Untuk mewujudkan terapi obat yang rasional dan untuk meningkatkan daya guna dan hasil gunaserta biaya, maka seorang dokter perlu memahami kriteria bahan obat dalam preskripsi. Bahan obat di dalam resep termasuk bagian dari unsur inscriptio dan merupakan bahan baku, obat standar obat dalam formula baku/resmi, sediaan generik atau bahan jadi/paten Nama obat dapat dipilih dengan nama generik nama resmi dalam buku Farmakope Indonesia atau nama paten nama yang diberikan pabrik. Pengguna jenis obat paten perlu memperhatikan kekuatan bahan aktif dan atau komposisi obat yang dikandung di dalamnya agar pemilihan obat yang rasional dapat tercapai dan pelayanan obat di apotek tidak menjumpai adanya masalah. Contoh Apabila dalam terapi perlu diberikan bahan obat Paracetamol, maka dapat dipilih bahan baku ada di apotik, sediaan generik berlogo bentuk tablet atau sirup paracetamol atau sediaan paten Jumlah obat yang ditulis di dalam resep tergatung dari lama pemberian dan frekuensi pemberian. Parameter yang diperlukan untuk menentukannya adalah lama perjalanan penyakit, tujuan terapi, dan kondisi penderita. Jumlah obat dituliskan dengan angka Romawi untuk jenis sediaan jadi/paten Contoh Tab. Sanmol 500 mg no. X atau Tab. Sanmol 500 mg da X Bahan/sediaan obat dalam preskripsi berdasarkan peraturan perundangan dapat dikategorikan a. Golongan obat narkotika atau O ct codein, morphin, pethidin b. Golongan obat Keras atau G atau K Dibedakan menajadi 3 – Golongan obat Keras tertentu atau Psikotropika diazepam dan derivatnya – Golongan obat Keras atau K ct amoxicil in, ibuprofen – Golongan obat wajib apotek atau OWA ct famotidin, al opurinol, gentamycin topical c. Golongan obat bebas terbatas atau W ct paracetamol, pirantel palmoat d. Golongan obat bebas ct Vitamin B1, Vitamin C Pada penulisan obat narkotika dan psikotropika/khusus jumlah obat tidak cukup hanya dengan angka saja, namun disertai dengan huruf angka tersebut, misal X decem dan agar sah harus dibubuhi tanda tangan dokter bukan paraf. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan obat di masyarakat. 2. Penetapan cara pemberian dan aturan dosis yang tepat a. Cara pemberian obat Obat diberikan dengan berbagai macam cara per oral, per rectal, parenteral, topical, dl . Hal yang diperlukan dalam menentukan cara pemberian obat – Tujuan terapi – Kondisi pasien – Sifat fisika-kimia obat – Bioaviabilitas obat – Manfaat untung-rugi pemberian obat Cara pemberian yang dipilih adalah yang memberikan manfaat klinik yang optimal dan memberikan keamanan bagi pasien. Misalkan pemberian obat Gentamicyn yang diperlukan untuk tujuan sistemik, maka sebaiknya dipilih lewat parenteral. NSAIDs yang diberikan pada penderita gastritis sebaiknya dilakukan pemberian per rectal. b. Aturan dosis dosis dan jadwal pemberian obat DOSIS Dosis yang ideal adalah dosis yang diberikan per individual. Hal ini mengingat bahwa respon penderita terhadap obat sangat individualistis. Penentuan dosis perlu mempertimbangkan 1 kondisi pasien seperti umur, berat badan, fisiologi dan fungsi organ tubuh 2 kondisi penyakit akut, kronis, berat/ringan 3 Indeks terapi obat lebar/sempit 4 variasi kinetik obat 5 cara/rumus perhitungan dosis anak pilih yang paling teliti Perhitungan dosis pada anak secara ideal menggunakan dasar ukuran fisik berat badan atau luas permukaan tubuh. Apabila dosis anak dihitung dengan perbandingan dengan dosis dewasa, yaitu dengan memakai rumus perhitungan dosis anak antara lain Young, Clark, maka perlu diperhatikan tentang ketelitian dari rumus yang dipakai. JADWAL PEMBERIAN Jadwal pemberian ini meliputi frekuensi, satuan dosis per kali dan saat/waktu pemberian obat. Dalam resep tertuang dalam unsur signatura. FREKUENSI Frekuansi artinya berapa kali obat yang dimaksud diberikan kepada pasien. Jumlah pemberian tergantung dari waktu paruh obat, BSO, dan tujuan terapi. Obat anti asma diberikan kalau sesak namum bila untuk menjaga agar tidak terjadi serangan asma dapat diberikan secara teratur misal 3 x sehari SAAT/WAKTU PEMBERIAN Hal ini dibutuhkan bagi obat tertentu supaya dalam pemberiannya memiliki efek optimal, aman dan mudah di kuti pasien. Misal Obat yang absorbsinya terganggu oleh makanan sebaiknya diberikan saat perut kosong 1/2 – 1 jam sebelum makan 1/2 – 1 h. obat yang mengiritasi lambung diberikan sesudah makan dan obat untuk memepermudah tidur diberikan sebelum tidur dl . LAMA PEMBERIAN Lama pemberian obat didasarkan perjalanan penyakit atau menggunakan pedoman pengobatan yang sudah ditentukan dalam pustaka/RS. Misalkan pemberian antibiotika dalam waktu tertentu 2 hari setelah gejala hilang untuk menghindari resistensi kuman, obat simtomatis hanya perlu diberikan saat simtom muncul dan pada penyaklit kronis misalasma, hipertensi, DM diperlukan pemberian obat yang terus menerus atau sepanjang hidup ITER! 3. Pemilihan BSO yang tepat Pemilihan BSO dalam preskripsi perlu dipertimbangkan agar pemberian obat optimal dan hargaterjangkau. Faktor ketaatan penderita, factor sifat obat, bioaviabilitas dan factor sosial ekonomi dapat digunakan sebagai pertimbangan pemilihan BSO 4. Pemilihan formula resep yang tepat Ada 3 formula resep yang dapat digunakan untuk menyusunan preskripsi dokter Formula marginalis, officialis aau spesialistis. Pemilihan formula tersebut perlu mempertimbangkan – Yang dapat menjamin ketepatan dosis dosis individual – Yang dapat menajaga stabilitas obat – Agar dapat menjaga kepatuhan pasien dalam meminum obat – Biaya/harga terjangkau 5. Penulisan preskripsi dalam blanko resep yang benar lege artis Preskripsi lege artis maksudnya adalah ditulis secara jelas, lengkap memuat 6 unsur yang harus ada di dalam resep dan sesuai dengan aturan/pedoman baku serta menggunakan singkatan bahasa latin baku, pada blanko standar ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm 6. Pemberian informasi bagi penderita yang tepat Cara atau aturan harus tertulis lengkap dalam resep, namun dokter juga masih harus menjelaskan kepada pasien. Demikian pula hal-hal atau peringatan yang perlu disampaikan tentang obat dan pengobatan, misal apakah obat harus diminum sampai habis/tidak, efek samping, dl . Hal ini dilakukan untuk ketaatan pasien dan mencapai rasionalitas peresepan PEDOMAN CARA PENULISAN RESEP DOKTER 1. Ukuran blanko resep ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm 2. Penulisan nama obat Bagian Inscriptio a. Dimulai dengan huruf besar b. Ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi dalam farmakope Indonesia atau nomenklatur internasional misal ac. Salic; acetosal c. Tidak ditulis dengan nama kimia missal kali chloride dengan KCl atau singkatan lain dengan huruf capital missal clorpromazin dengan CPZ 3. Penulisan jumlah obat a. Satuan berat mg mil igram, g, G gram b. Sataun volume ml mililiter, l liter c. Satuan unit IU/IU Internasional Unit d. Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi. Misal – Tab Novalgin no. XII – Tab Stesolid 5 mg no. X decem – X e. Penulisan alat penakar Dalam singkatan bahasa latin dikenal C. = sendok makan volume 15 ml Cth. = sendok teh volume 5 ml Gtt. = guttae 1 tetes = 0,05 ml Catatan Hindari penggunaan sendok teh dan senok makan rumah tangga karena volumenya tidak selalu 15 ml untuk sendok makan dan 5 ml untuk sendok teh. Gunakan sendok plastik 5 ml atau alat lain volume 5, 10, 15 ml yang disertakan dalam sediaaan cair paten. f. Arti prosentase % 0,5% b/b → 0,5 gram dalam 100 gram sediaan 0,5% b/v → 0,5 gram dalam 100 ml sediaan 0,5% v/v → 0,5 ml dalam 100 ml sediaan g. Hindari penulisan dengan angka desimal misal 0,…; 0,0….; 0,00… 4. a. Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi generik/paten yang beredar di pasaran dengan beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan Tab. Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10 mg b. Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal – Al erin exp. Yang volume 60 ml atau 120 ml – Garamycin cream yang 5 mg/tube atau 15mg/tube 5. Penulisan bentuk sediaan obat merupakan bagian subscriptio dituliskan tidak hanya untuk formula magistralis, tetapi juga untuk formula officialis dan spesialistis Misal No. X Tab Antangin mg 250 X Tab Novalgin mg 250 X 6. Penulisan jadwal dosis/aturan pemakaian bagian signatura a. Harus ditulis dengan benar Misal pulv. atau b. Untuk pemakaian yang rumit seperti pemakaian ”tapering up/down” gunakan tanda usus cognitus = pemakaian sudah tahu. Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertas dengan bahasa yang dipahami. 7. Setiap selesai menuliskan resep diberi tanda penutup berupa garis penutup untuk 1 R/ atau tanda pemisah di antara R/ untuk > 2R/ dan paraf/tanda tangan pada setiap R/. 8. Resep ditulis sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan, hapusan dan tindasan. 9. Penulisan tanda Iter Itteretur/ harap diulang dan Ne Iterretur/tidak boleh diulang Resep yang memerlukan pengulanagan dapat diberi tanda Iter n X di sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang. Resep yang tidak boleh diulang, dapat diberi tanda NI di sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang tidak boleh diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang. 10. Penulisan tanda Cito atau PIM Apabila diperlukan agar resep segera dilayani karena obat sangat diperlukan bagi penderita, maka resep dapat diberi tanda Cito atau PIM dan harus ditulis di sebelah kanan atas resep. DOSIS OBAT DAN PENENTUAN RESEP DALAM PRESKRIPSI PENDAHULUAN Preskripsi dokter memerlukan ketepatan dosis obat yang diberikan dan pemilihan formula yang tepat pula. Calon dokter harus dapat memahami cara menentukan dosis obat dengan tepat dengan cara perhitungan yang benar dan harus memahami formula resep yang tepat digunakan untuk mewujudkan terapi rasional. DOSIS OBAT DALAM PRESKRIPSI Dosis tepat sangat dibutuhkan supaya efek dari obat optimal dan resiko efek samping sekecil mungkin. Besaran dosis terapi obat biasanya dicantumkan dalam rentangan/kisaran dosis, misalkan 250- 500 mg. Rentangan dosis ini menunjukkan kadar obat yang aman yang dapat diberikan dalam praktek pengobatan. Bila dokter memberikan dosis di bawah/ di atas dosis rentangan, maka dapat memberikan efek yang merugikan bagi pasien dan dapat menimbulkan pertanyaan bagi apotek yang menerima resep tersebut. Dosis obat dalam preskripsi adalah besarnya dosisi per kali untuk pasien dan mungkin dalam sehari dapat diberikan beberapa kali sesuai dengan frekuensi pemberian yang tertulis di dalam resep. Penentuan dosis tersebut didapatkan darai dosis terapi dosis lazim yang tercantum dalam literatur. Untuk dosis anak biasanya dicantumkan dengan misalnya 20-40 mg/kg BB/hari. Sehingga perlua adnya penentuan dosis yang cermat bagi anak. Ada beberapa obat yang mencantumkan dosis hanya untuk orang dewasa, sehingga bila obat itu akan diberikan kepada anak maka perlu perhituanan dengan membandingkan dengan dosis dewasa, dengan menggunakan rumus misalkan R. Clark, R. Young, dl CARA MENGHITUNG DOSIS ANAK Ada beberapa cara dalam menghitung dosis anak. Untuk itu, dipilih yang dapat menunjukkan pengetrapan dosis individual. Untuk obat-obat yang mempunyai rentang terapi sempit, maka memerlukan ketelitian yang tinggi dalam menentukan dosis untuk anak. Contoh Hitunglah dosis Amoxycil in untuk anak berumur 4 tahun dengan BB 17 kg Diketahui Dosis Amoxycil in anak di bawah BB 20 kg adalah 20-40 mg/kg BB/ hari diberikan dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam. Untuk dosis dewasa adalah 250-500 mg, diberikan tiap 6-8 jam. Perhitungan 1. Berdasarkan individual dengan ukuran fisik BB 17 X 20-40 mg = 340- 780 mg/hari Bila dipilih diberikan 3X sehari, maka dosis per kali pemberian = 113,33 – 226,67 mg 2. Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus Clark 17 X 250-500 mg = 60,71 – 121,43 mg/kali 20 3. Berdasarkan dosis dewasa dengan rumus Young 4 x 250-500 mg = 62,5-125 mg/kali 16 4. Berdasarkan dosis dewasa dengan Tabel 5. Anak 4 tahun, BB 13,0-16,3 kg = 23% dosis dewasa = 57,5-115 mg/kali Hasil di atas menunjukkan bahwa cara perhitungan tersebut menghasilkan dosis yang berbeda. Dengan mempertimbangkan kondisi penyakit dan kondisi penderita, maka dokter dapat menentukan besarnya dosis per kali dan per hari dalam resepnya. Misalkan diputuskan memberikan amoxycil in per kali 125 mg Bila frekuensinya 3 kali sehari, maka dosis per hari adalah 375 mg. FORMULA RESEP Ada 3 formula dalam penulisan resep magistrlis, officinalis dan spesialistis. Faktor yang diperhatikan dalam penentuan jenis formula yang akan digunakan 1 ketepatan dosis, 2 stabilitas obat terjamin, 3 kepatuhan pasien, 4 kemudahan mendapatkan obat/sediaan, 5 harga terjangkau FORMULA MAGISTRALIS Formula ini dikenal dengan resep hal ini, dokter selain menuliskan bahan obat, juga bahan tambahan. Bahan tambahan yang ditambahkan tergantung dari sediaan yang di nginkan. Oleh karena itu, penting sekali diperhatikan sifat obat, interaksi farmasetik, macam bentuk sediaan dan macam bahan tambahan yang dapat digunakan serta pedoman penulisan resep magistralis. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam formula magistralis 1. Bahan obat, sedapat mungkin menggunakan bahan baku. Penggunaan sediaan jadi/paten tablet, sirup, dl sering menimbulkan masalah baik dalam pelayanan misalkan tidak dapat halus, tidak homogen, dan tidak stabil maupun kerasionalan terapi antara lain perubahan formula sediaan, perubahan bioaviabilitas obat, perubahan absorbsi, penurunan konsentrasi obat. Pencampuran bahan yang lebih dari satu macam harus dipertimbangkan adanya interaksi farmasetik dan farmakologi dan rasionalitas obat. 2. Bntuk sediaan yang dapat dipilih meliputi serbuk pulveres dan pulvis adspersorium, kapsul, larutan solusio, infusa, suspensi, unguenta, cream dan pasta. 3. Penentuan bahan tambahan corrigen saporis, corrigen odoris, corrigen coloris, dan constituent/vehiculum. Contoh penyusunan resep formula magistralis 1. Dokter Razi Maulana, SIP 087/2008 beralamat di JL. No. 1 Banda Aceh pada tanggal 15 maret 2011 menulis resep formula magistralis dengan bentuk sediaan pulveres puyer sebanyak 10 bungkus, setiap bungkus mengandung paracetamol 120 mg. Puyer ini diberikan kepada Sari 2 tahun, 12 kg dengan aturan pakaibila panas diberikan 3 X sehari, tiap kali satu bungkus
Doktergigi diberi izin menulis resep dari sesgala macam obat untuk pemakaian gigi dan mulut dengan cara injeksi parental atau cara pakai lainnya. Obat dalam ialah obat yang digunakan melalui mulut oral masuk
Tulisan dokter di kertas resep identik dengan susunan huruf sulit dibaca dan hanya bisa dibaca oleh apoteker atau tenaga medis lain. Padahal, cara membaca resep dokter sebetulnya bisa Anda pelajari, lho. Bagaimana caranya? Dalam resep, dokter biasanya menuliskan nama obat yang harus Anda bawa pulang beserta dosis dan cara pemakaiannya secara spesifik. Tak hanya itu, dokter juga akan menulis banyaknya obat yang diresepkan. Bahkan kadang kala, obat tersebut bisa ditebus kembali jika keluhan Anda masih berlanjut. Resep dokter antara lain memuat informasi tentang dosis obat. Orang awam biasanya bingung bukan hanya karena tulisan dokter yang tidak terbaca, tapi juga adanya singkatan dalam bahasa Latin. Penggunaan bahasa Latin ini memang ditujukan agar informasi resep lebih singkat, padat, dan tidak sembarangan diubah oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan pedoman Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM RI, resep obat harus memuat informasi mengenai pasien, pengobatan yang diberikan, serta nama dokter yang menuliskan resep. Biasanya, Anda bisa melihat informasi mengenai nama obat, bentuk sediaan, cara dan aturan penggunaannya, serta jumlah satuan pada resep obat. Ketika melihat resep dokter, Anda juga mungkin akan menemukan beberapa singkatan atau simbol dengan arti tersendiri. Berikut ini beberapa singkatan dalam resep dokter yang digolongkan ke dalam beberapa kategori 1. Frekuensi penggunaan obat ad lib tidak terbatas, sesuai kebutuhanbid 2 kali sehariprn jika dibutuhkan sajaq setiapq3h setiap 3 jamq4h setiap 4 jamqd setiap hariqid 4 kali seharitid 3 kali sehari 2. Waktu penggunaan obat ac sebelum makanhs saat tidurint di antara waktu makanpc setelah makan 3. Sediaan atau bentuk obat cap kapsulgtt tetestab tablet 4. Dosis i, ii, iii, atau iiii dosis 1, 2, 3, 4mg milligrammL milliliterss satu setengahtbsp sendok makan 15 mLtsp sendok teh 5 mL 5. Cara atau lokasi penggunaan obat ad telinga kananal telinga kiric atau o denganod mata kananos mata kiriou kedua matapo diminums atau ø tanpasl sublingual diletakkan di bawah lidahtop dioleskan Cara membaca resep memang tidak semudah kelihatannya. Lagipula, masih ada banyak jenis simbol maupun singkatan lain yang digunakan oleh dokter maupun apoteker. Meskipun demikian, jangan khawatir. Sebab, Anda sebagai pasien berhak menanyakan kepada dokter atau apoteker tentang obat yang harus digunakan, baik dari segi jenis, dosis, maupun efek sampingnya. Anda pun bisa meminta alternatif jenis obat bila diperlukan. Baca JugaMethylprednisolone, Obat Antiradang Andalan Banyak OrangMenyimak Efektivitas Penisilin Sebagai Antibiotik untuk SipilisAmoxicillin untuk Ibu Menyusui, Apakah Ada Efek Sampingnya? Manfaat mengetahui cara membaca resep dokter Mengetahui cara membaca resep dokter bukan sekadar memuaskan rasa ingin tahu. Lebih dari itu, kemampuan ini juga mendatangkan beberapa manfaat untuk pasien, seperti Membantu memahami alasan dokter meresepkan obat tertentu Memantau pengobatan yang sedang dijalani Mendapatkan informasi lebih mengenai obat yang diresepkan, sehingga bisa lebih yakin dengan pengobatan yang sedang dijalani Meningkatkan kedisiplinan dalam menjalani pengobatan Memastikan keaslian obat yang diresepkan dokter double check Mengetahui cara membaca resep dokter juga memungkinkan Anda mendiskusikan dengan dokter atau apoteker tentang obat lain yang juga sedang dikonsumsi. Dampak buruk dari konsumsi obat mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi lebih dari 4 jenis obat sekaligus bersamaan, apalagi tanpa sepengetahuan dokter. Tips aman mengonsumsi obat resep dokter Konsumsilah obat sesuai dosis anjuran dokter. Mengetahui cara membaca resep dokter saja tidak cukup menjamin kesembuhan Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda juga memahami prinsip pemakaian obat dari dokter, seperti Menggunakan obat sesuai dengan anjuran dokter. Jika Anda diminta minum obat 4 kali sehari masing-masing 1 tablet, jangan mengubahnya dengan minum 2 tablet 2 kali sehari. Tidak mengonsumsi obat melebihi dosis. Mengonsumsinya secara berlebihan tidak membuat cepat sembuh, malah bisa mengakibatkan overdosis dan memperparah kondisi Anda. Mengikuti anjuran dokter atau apoteker, terutama soal penggunaan obat sebelum atau setelah makan. Tidak mengonsumsi obat resep orang lain, sekalipun dengan diagnosis yang sama. Berkonsultasi dahulu dengan dokter jika ingin mengombinasikan obat dokter dengan obat lain termasuk herbal Menghabiskan obat antibiotik sesuai anjuran dokter atau apoteker, sekalipun Anda sudah merasa juga obat yang Anda minum belum kedaluwarsa. Komunikasikan dengan dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau kemungkinan hamil. Sebab, beberapa obat mungkin dapat mengakibatkan efek buruk pada janin atau bayi.
Contohpenulisan resep yang benar : Menulis resep obat secara rasional. Sesudah makan, r/ sol h2o2 3% 5cc maka, penulisan s 2dd gtt x auric dex. Prescriptio nama obat, bentuk obat, jumlah obat, cara pembuatan (kalo racikan), dll 3. Jenis obat yang biasanya diresepkan untuk pasien diantaranya obat yang sudah jadi, obat yang perlu diracik
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah ditetapkan oleh pemerintah atau Menteri kesehatan Republik Indonesia. 3. Tanda resep dapat diulang, Iteratie dokter menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter Iteratie dan berapa kali boleh diulang. Misal, iter 3x, artinya resep dapat dilayani 4x 1 + 3x ulangan. Untuk resep yang mengandung narkotika, tidak dapat diulang tetapi harus dengan resep baru. 4. Tanda dosis sengaja seru dan paraf dokter diberi di belakang nama obatnya jika dokter sengaja member obat dosis maksimum dilampaui. 5. Resep yang mengandung narkotik, tidak boleh ada iterasi yang artinya dapat diulang, aturan pakai jelas yaitu tidak boleh ada tulisan usus cognitus yang berarti pemakaiannya diketahui, tidak boleh ada mihipsi yang berarti untuk dipakai sendiri tetapi obat narkotik di dalam resep diberi garis bawah tinta merah. Selain itu, resep yang mengandung narkotik harus disimpan terpisah dengan resep obatlainnya. Persyaratan Menulis Resep dan Kaidahnya Disebutkan bahwa syarat-syarat dalam penulisan resep mencakup 8,10 1. Resep ditulis jelas dengan tinta dan lengkap di kop resep, tidak ada keraguan dalam pelayanannya dan pemberian obat kepada pasien. 2. Satu lembar kop resep hanya untuk satu pasien. 3. Signatura ditulis dalam singkatan latin dengan jelas, jumlah takaran sendok dengan signa bila genap ditulis angka romawi, tetapi angka pecahan ditulis arabik. 4. Menulis jumlah wadah atau numero No. selalu genap, walaupun kita butuh satu setengah botol, harus digenapkan menjadi Fls. II saja. 5. Setelah signatura harus diparaf atau ditandatangani oleh dokter bersangkutan, menunjukkan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut terjamin. 6. Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam angka romawi. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 7. Nama pasien dan umur harus jelas. 8. Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus ditandatangani oleh dokter bersangkutan dan dicantumkan alamat pasien dan resep tidak boleh diulangi tanpa resep dokter. 9. Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak umum singkatan sendiri, karena menghindari material oriented. 10. Hindari tulisan sulit dibaca hal ini dapat mempersulit pelayanan. 11. Resep merupakan medical record dokter dalam praktik dan bukti pemberian obat kepada pasien yang diketahui oleh farmasi di apotek, kerahasiaannya dijaga. Menulis Resep Pedoman cara penulisan resep dokter harus menepati ciri-ciri a. Ukuran blanko resep ukuran lebar 10-12 cm, panjang 15-18 cm b. Penulisan nama obat Bagian Inscriptio 1. Dimulai dengan huruf besar 2. Ditulis secara lengkap atau dengan singkatan resmi dalam farmakope Indonesia atau nomenklatur internasional misal ac. Salic; acetosal 3. Tidak ditulis dengan nama kimia missal kali chloride dengan KCl atau singkatan lain dengan huruf capital missal clorpromazin dengan CPZ c. Penulisan jumlah obat - Satuan berat mg milligram, g, G gram - Sataun volume ml mililiter, l liter - Satuan unit IUIU Internasional Unit - Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi. Misal - Tab Novalgin no. XII - Tab Stesolid 5 mg no. X decem - X - Penulisan alat penakar, dalam singkatan bahasa latin dikenal - C. = sendok makan volume 15 ml - Cth. = sendok teh volume 5 ml UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - Gtt. = guttae 1 tetes = 0,05 ml Catatan Hindari penggunaan sendok teh dan senok makan rumah tangga karena volumenya tidak selalu 15 ml untuk sendok makan dan 5 ml untuk sendok teh. Gunakan sendok plastik 5 ml atau alat lain volume 5, 10, 15 ml yang disertakan dalam sediaaan cair paten. - Arti presentase - 0,5 bb →0,5 gram dalam 100 gram sediaan - 0,5 bv →0,5 gram dalam 100 ml sediaan - 0,5 vv →0,5 ml dalam 100 ml sediaan d. Hindari penulisan dengan angka desimal misal 0,...; 0,0....; 0,00.. Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi generikpaten yang beredar di pasaran dengan beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan Tab. Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10 mg. Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadipaten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal - Allerin exp. Yang volume 60 ml atau 120 ml - Garamycin cream yang 5 mgtube atau 15mgtube e. Penulisan bentuk sediaan obat merupakan bagian subscriptio dituliskan tidak hanya untuk formula magistralis, tetapi juga untuk formula officialis dan spesialistis. Misal a. No. X b. Tab Antangin mg 250 X c. Tab Novalgin mg 250 X f. Penulisan jadwal dosisaturan pemakaian bagian signatura a. Harus ditulis dengan benar. Misal pulv. atau b. Untuk pemakaian yang rumit seperti pemakaian ”tapering updown” gunakan tanda cognitus = pemakaian sudah tahu. Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertasdengan bahasa yang dipahami. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA g. Setiap selesai menuliskan resep diberi tanda penutup berupa garis penutup untuk 1 R atautanda pemisah di antara R untuk 2R dan paraftanda tangan pada setiap R. h. Resep ditulis sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan, hapusan dan tindasan. i. Penulisan tanda Iter Itteretur harap diulang dan Ne Iterreturtidak boleh diulang. j. Resep yang memerlukan pengulanagan dapat diberi tanda Iter nX di sebelah kanan atasdari resep untuk seluruh resep yang diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiapresep yang diulang. k. Resep yang tidak boleh diulang, dapat diberi tanda di sebelah kanan atas dari resep untukseluruh resep yang tidak boleh diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiapresep yang diulang. l. Penulisan tanda Cito atau PIM. Apabila diperlukan agar resep segera dilayani karena obat sangat diperlukan bagi penderita,maka resep dapat diberi tanda Cito atauPIMdan harus ditulis di sebelah kanan atas resep. Skrining Resep
Alfah Megariani, dan Rusdina — Sistem E – Prescribing Dan Barcode System Untuk Resep Obat Di Rumah Sakit 59 SISTEM E – PRESCRIBING DAN BARCODE SYSTEM UNTUK RESEP OBAT DI RUMAH SAKIT Rina Alfah1), Try Viananda Nova Megariani2), dan Rusdina3) 1, 2, 3) Fakultas Teknologi Informasi, UNISKA MAB Banjarmasin
Sejumlah tenaga kesehatan, terutama dokter, wajib bisa menulis resep obat dengan benar. Untuk itu, bagi Sobat Vmedis yang berencana berkarir di dunia medis perlu tahu cara menulis resep obat sesuai aturan yang berlaku. Tidak ada salahnya jika Sobat Vmedis merujuk beberapa contoh penulisan resep obat di artikel ini sebagai Dalam Penulisan Resep Obat1. Identitas dokter2. Nama Obat3. Identitas PasienBlanko Resep ObatContoh Resep Obat1. Resep Obat Jadi Menggunakan Nama Generik atau Merek Dagang2. Resep Obat yang Perlu Diracik3. Resep untuk Alat Kesehatan AlkesSudah Paham dengan Contoh Penulisan Resep Obat Diatas? Kelengkapan Dalam Penulisan Resep ObatDokter biasanya menulis resep obat di secarik kertas sebagai upaya pemberian terapi untuk pasien. Setelah itu, pasien menyerahkan resep obat ke apotek, dimana nantinya apoteker akan mengambilkan obat atau meraciknya sesuai dosis pada resep. Pihak apotek bersedia memberikan obat apabila isi resep lengkap. Oleh karena itu, Sobat Vmedis harus jeli dengan bagian ini. Kelengkapan tersebut terdiri dari1. Identitas dokterIdentitas dokter terdiri dari nama, nomor SIP, alamat praktek, dan nomor telepon dokter. Selain itu, Sobat Vmedis juga harus mengisi nama kota/kabupaten serta tanggal pembuatan resep yang tertera di bagian atas. 2. Nama ObatPenulisan obat diawali dengan simbol R recipe yang artinya ambil resep. Lalu, tulis nama obat, dosis, bentuk, dan aturan pakai simbol S atau signatura secara lengkap dan jelas. Penulisan nama obat sebaiknya menggunakan nama latin maupun generik merek dagang. Selanjutnya, di bagian penutup beri garis dan paraf dokter. Untuk lebih jelasnya, Sobat Vmedis bisa menyimak di bagian contoh penulisan resep obat. 3. Identitas PasienIdentitas pasien Pro terdiri dari nama, usia, dan alamat. Sobat Vmedis perlu perhatikan usia dan berat badan pasien supaya apoteker bisa menyesuaikan dosis obatnya. Faktanya, dosis obat untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa maupun usia Resep ObatBlanko resep obat terdiri dari 3 bagian, yaitu informasi dokter/rumah sakit, kolom penulisan obat, dan identitas pasien. Bentuk blanko tersebut bisa saja berbeda-beda tiap dokter maupun rumah sakit. Tapi, 3 komponen tersebut wajib ada dalam blanko Vmedis dapat merujuk salah satu blanko resep yang digunakan di RS dr. Rivai Abdullah Palembang sebagai contoh penulisan resep Resep ObatJenis obat yang biasanya diresepkan untuk pasien diantaranya obat yang sudah jadi, obat yang perlu diracik, dan alat kesehatan. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta UNS membagikan beberapa contoh penulisan resep obat berdasarkan jenisnya sebagai berikut1. Resep Obat Jadi Menggunakan Nama Generik atau Merek DagangR/ Hydrocortison krim 1% tube No IS _______________________ z Pro Anak T 5 th2. Resep Obat yang Perlu DiracikR/ Ceftix 10 mgEpexol 5 mgSalbutamol 0,425 mgLongatin 4,5 mgRhinofed 1/12 tabDexametason 1/5 pulv dtd no XV_____________________ z Pro anak 8 bulan3. Resep untuk Alat Kesehatan AlkesR/ Kassa steril box No. IS ue______________ z Pro Bp. Z 55 thSudah Paham dengan Contoh Penulisan Resep Obat Diatas? Sobat Vmedis bisa coba mempraktekkan contoh penulisan resep obat di atas supaya lebih familiar dengan resep obat ketika sudah terjun ke dunia kerja kesehatan. Selain itu, menggunakan contoh ilustrasi kasus pada pasien juga bisa membantu meningkatkan kemampuan menulis resep kenyataannya, setelah pasien mendapatkan resep obat, mereka perlu menebus obat tersebut di apotek. Rumah sakit atau fasilitas kesehatan publik biasanya sudah punya apotek sendiri. Sementara itu, pasien yang berobat melalui praktek dokter pribadi harus menebus obat ke apotek terdekat. Sobat Vmedis tidak perlu khawatir jika tidak punya waktu untuk ke apotek karena sekarang sudah ada software Vmedis. Aplikasi ini merupakan salah satu Software Apotek terbaik yang menawarkan kemudahan bagi pasien dan pengelola/pemilik apotek. Apotek Vmedis bisa membantu Sobat Vmedis mendapatkan informasi ketersediaan obat sekaligus mempermudah pemilik dalam mengelola apotek dari jarak jauh. Selamat mencoba!
Caramembaca tulisan resep dokter mirip cakar ayam, ternyata di tulisan resep paracetamol dari dokter kini jadi viral - Halaman 4 "Jika Anda benar-benar menulis selama 10 hingga 12 jam sehari dengan tangan, tangan anda tidak akan bisa melakukannya," kata Ruth Brocato, Dokter perawatan medis. Banyak Istilah Kesehatan dan Obat yang Sulit
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang dokter adalah meresepkan obat. Penulisan resep dokter bertujuan untuk memudahkan pelayanan kesehatan dan mengurangi risiko terjadinya kesalahan dalam pemberian obat. Resep dokter adalah dokumen legal berisi permintaan tertulis dokter kepada apoteker, untuk mempersiapkan dan memberikan obat kepada pasien. Resep ini dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien setelah dokter melakukan pemeriksaan medis dan menentukan diagnosis. Secara hukum, hanya dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi yang berwenang untuk menulis resep. Unsur-Unsur dalam Resep Dokter Resep dokter yang benar adalah resep yang ditulis secara jelas, mudah dimengerti, dan sesuai dengan kaidah penulisan resep. Lembar resep atau blanko resep dari dokter harus memuat beberapa hal berikut 1. Identitas dokter yang menulis resep Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek SIP, alamat praktek, nomor telepon dokter, nama kota tempat praktek, tanggal penulisan resep, dan paraf dokter yang memberi resep harus ada di dalam lembar resep. Informasi tersebut juga dapat dilengkapi dengan hari dan jam praktek yang biasanya sudah tercetak di dalam lembar resep. 2. Identitas pasien Identitas pasien yang harus ada di dalam lembar resep adalah nama, umur, jenis kelamin, berat badan, alamat, dan nomor telepon pasien. Format informasi ini biasanya sudah tercantum dalam lembar resep. 3. Informasi obat Informasi obat yang merupakan inti dari resep dokter terbagi menjadi dua bagian yaitu Simbol R/ Simbol R/ merupakan singkatan dari recipe yang berarti “ambil” dalam Bahasa Latin, dan mencakup nama obat, dosis obat, bentuk obat kapsul, tablet, sirup, atau salep, serta jumlah obat yang diberikan. Simbol S Simbol S pada resep dokter mencakup cara dan aturan pemakaian obat, seperti waktu minum obat pagi atau malam, obat diminum sebelum atau setelah makan, dan berapa kali obat diminum misalnya 3 kali dalam sehari atau tiap 2 jam sekali. Simbol ini juga mencakup dosis konsumsi contohnya 5 ml, 1 sendok makan, atau 1 tablet, cara penggunaan obat diminum atau dioleskan, dan informasi lain yang diperlukan, seperti obat yang harus dihabiskan atau perlu dihentikan jika gejala sudah hilang. Informasi mengenai obat tersebut biasanya ditulis menggunakan singkatan atau kode dalam Bahasa Latin. 4. Legalitas Resep dokter resmi diberi tanda penutup dengan garis yang disertai dengan tanda tangan dokter penulis resep. Resep obat dari dokter ada yang boleh diulang, artinya resep tersebut dapat digunakan kembali untuk menebus obat, dan ada juga yang tidak bisa diulang, artinya resep hanya untuk satu kali pengambilan obat. Setiap pasien berhak meminta salinan resep. Namun, pasien disarankan untuk tetap berkonsultasi ke dokter yang meresepkan obat jika ingin menebus obat dengan salinan resep obat tersebut. Alur Pelayanan Resep Dokter Prosedur pelayanan resep harus didahului dengan konsultasi ke dokter. Setelah pemeriksaan dan diagnosis dilakukan, dokter akan menuliskan resep yang sesuai dengan kondisi pasien. Selanjutnya, resep tersebut akan dikirim ke bagian farmasi atau loket obat untuk diproses oleh apoteker dengan prosedur sebagai berikut Pengecekan resep Apoteker melakukan pemeriksaan kelengkapan unsur-unsur dan keabsahan resep. Jika ditemukan ketidaksesuaian, apoteker harus menghubungi dokter penulis resep. Dispensing Dispensing terdiri dari penyiapan, peracikan, dan pemberian obat. Hal yang termasuk penyiapan obat adalah menyiapkan obat sesuai resep, meracik obat jika diminta, memberikan etiket atau label pada kemasan obat, dan memasukkan obat ke dalam wadah. Sebelum obat diserahkan kepada pasien, petugas farmasi kembali melakukan pemeriksaan untuk memastikan resep dan obat yang dibuat sudah sesuai. Penyerahan obat juga harus disertai dengan pemeriksaan ulang identitas pasien dan pemberian informasi cara penggunaan obat, manfaat dan efek samping obat, serta cara penyimpanan obat. Apabila diperlukan, apoteker dapat membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dari dokter. Salinan resep ini akan dibubuhi paraf apoteker. Apoteker juga harus memastikan obat diberikan kepada orang yang tepat. Nama dan nomor telepon pasien bisa diminta untuk disamakan dengan data diri pasien. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang resep dokter, di antaranya Resep bersifat rahasia Resep dokter adalah dokumen hukum yang bersifat rahasia. Selain dokter dan pasien yang bersangkutan, resep hanya boleh diperlihatkan kepada orang yang merawat pasien perawat, keluarga, atau caretaker dan apoteker. Agar tidak terjadi penyalahgunaan resep obat, pasien dilarang untuk memberikan resep pada orang lain, meski memiliki keluhan yang sama, atau mengulang resep tanpa sepengetahuan dokter. Jangan pula meletakkan atau meninggalkan blanko resep di sembarang tempat. Pihak yang bertanggung jawab atas resep Dokter dan petugas farmasi adalah pihak yang bertanggung jawab atas resep yang ditulis dan obat yang diberikan pada pasien. Jika terjadi kesalahan dalam penulisan ataupun pemberian obat, maka pihak tersebut dapat dikenai sanksi. Sanksi hukum berupa peringatan lisan, tertulis, penghentian praktek sementara, hingga pencabutan surat izin dapat diberikan kepada pihak terkait jika terbukti melanggar aturan hukum. Memahami informasi seputar resep dokter adalah salah satu upaya Anda sebagai pasien untuk memastikan obat yang diberikan sesuai dengan permintaan dokter, sehingga kesalahan penggunaan obat pun dapat dihindari. Pastikan informasi mengenai penggunaan obat pada resep dokter sudah Anda pahami. Jika perlu, Anda bisa mencatatnya dalam buku kecil atau fitur note dalam handphone Anda. Apabila Anda menerima resep dokter dengan informasi yang janggal atau tidak dimengerti, pastikan untuk menanyakannya kembali kepada apoteker atau dokter yang membuat resep.
BAbgZ. 493 68 276 388 7 233 446 255 82
cara penulisan resep obat yang benar